Rangkaian Aksi Kekerasan Terhadap Umat Islam di Kanada Sepanjang 2017-2021

11 Juni 2021 13:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengheningkan cipta di luar Masjid Muslim London, di London, Ontario, Kanada, Selasa (8/6). Foto: Nathan Denette/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengheningkan cipta di luar Masjid Muslim London, di London, Ontario, Kanada, Selasa (8/6). Foto: Nathan Denette/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Kanada ternyata tak selamanya tampak damai. Para Muslim di Kanada mau tak mau harus menghadapi kengerian setiap harinya, khawatir bahwa mereka bisa saja menjadi korban aksi kekerasan yang didasari oleh keyakinan mereka.
ADVERTISEMENT
Diskriminasi berbasis kepercayaan Islam atau yang dikenal sebagai Islamofobia, sudah sejak lama terjadi di Kanada, terutama di Provinsi Quebec dan Ontario.
Dari ratusan kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap Muslim Kanada, kumparan merangkum tiga insiden berdarah soal kejamnya tindakan didasari Islamofobia di negara Amerika Utara ini.

Penembakan Maut di Masjid Quebec, Januari 2017

Penembakan di Provinsi Quebec ini terjadi di Pusat Kebudayaan Islam Kota Quebec, Sainte-Foy. Insiden ini terjadi pada 29 Januari 2017, usai jemaah melaksanakan ibadah Salat Isya.
Insiden ini disebut sebagai salah satu penembakan massal terburuk dalam sejarah Kanada. Perdana Menteri Justin Trudeau dan Menteri Utama Quebec, Philippe Couillard, mengutuk keras serangan tersebut dan melabelinya sebagai tindakan terorisme.
Dikutip dari The Canadian Encyclopedia, saat itu, si pelaku yang bernama Alexandre Bissonnette mendatangi masjid pada pukul 19.54 waktu setempat.
Papan bertuliskan pesan terlihat di lokasi penembakan di Pusat Kebudayaan Islam, Quebec, Kanada pada 30 Januari 2017. Foto: Alice Chiche / AFP
Bissonnette, yang bersenjatakan senapan .223 semi-otomatis, awalnya berusaha menembak dua orang pria di luar masjid, tetapi pelurunya macet. Ia kemudian mengganti senjatanya dengan pistol tipe Glock berpeluru 9 mm dan memasuki bangunan masjid.
ADVERTISEMENT
Saat itulah, dia membabi buta menembak hingga 11 jemaah dalam waktu 2 menit, menyebabkan 6 orang tewas di lokasi dan 5 lainnya kritis.
Korban jiwa dari insiden tersebut adalah Khaled Belkacemi (60), Azzeddine Soufiane (57), Aboubaker Thabti (44), Mamadou Tanou Barry (42), Abdelkrim Hassane (41), dan Ibrahima Barry (39).
Bissonnette akhirnya menyerahkan dirinya ke pihak berwajib usai menelepon nomor darurat 911 dan melaporkan perbuatannya tersebut.
Pada persidangan yang diselenggarakan Maret 2018, Bissonnette mengaku bersalah di hadapan hakim atas enam dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan enam dakwaan percobaan pembunuhan. Tetapi, Bissonnette tidak dituntut atas tuduhan aksi yang berkaitan dengan terorisme.
Pada Februari 2019, Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa peluang permohonan pembebasan bersyarat hingga 40 tahun oleh Hakim Francois Huot.
ADVERTISEMENT
Tetapi, pada November 2020, pengadilan mengabulkan permohonan banding dari Bissonnette, sehingga permohonan bebas bersyarat dikurangi dari 40 tahun menjadi 25 tahun.
Berbagai investigasi telah dilakukan untuk memperdalam motif serangan oleh Bissonnette, dan terungkap bahwa ia adalah seorang pengikut setia dari tokoh sayap kanan radikal di AS, seperti David Duke, mantan pemimpin gerakan Ku Klux Khan, sebuah kelompok radikal pejuang supremasi kulit putih.
Ilustrasi muslim di Kanada. Foto: Shutter Stock

Penusukan Penjaga Masjid di Toronto, 2020

Kanada yang masih berduka akibat penembakan berdarah di Quebec kembali dikejutkan dengan pembunuhan keji terhadap seorang Muslim di Kota Toronto, Provinsi Ontario, pada 12 September 2020.
Korban yang bernama Mohamed-Aslim Zafis (58) adalah seorang relawan Organisasi Muslim Internasional (IMO) yang bertugas menjadi pengurus Masjid Etobicoke.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari CBC Canada, Zafis saat itu sedang mengawasi para jemaah, memastikan mereka mematuhi protokol kesehatan COVID-19. Zafis yang tengah duduk di sebuah kursi itu dihampiri oleh pelaku, Guilherme "William" von Neutegem (34). Tiba-tiba saja Neutegem menusuk leher Zafis, seketika menewaskan Zafis di lokasi kejadian.
Menyusul tindakan keji tersebut, Neutegem ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan tingkat satu.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan pihak berwajib, terungkap bahwa Neutegem adalah seorang pengikut sebuah kelompok penganut Neo-Nazi yang memuja Adolf Hitler. Kelompok tersebut terkenal antisemitis dan rasis.
Orang-orang berkumpul di TKP di mana seorang pria mengendarai truk pickup melompati trotoar dan menabrak sebuah keluarga Muslim, di London, Ontario, Kanada (7/6). Foto: Carlos Osorio/REUTERS

Penabrakan Keluarga Muslim di London, Ontario, 2021

Pada 6 Juni 2021, beberapa bulan usai penusukan seorang relawan Muslim di Toronto, Provinsi Ontario menjadi saksi bisu pembunuhan keji lainnya terhadap umat Islam. Kali ini, insiden tersebut terjadi di Kota London.
ADVERTISEMENT
Empat anggota keluarga muslim di Kanada tewas pada Minggu (6/6) akibat tertabrak sebuah truk pickup yang melompati trotoar di London, Kanada. Menurut penyelidikan polisi, penabrakan dilakukan secara sengaja oleh orang yang menyasar kejahatan rasial anti-Islam.
"Ada bukti bahwa ini adalah tindakan yang direncanakan. Direncanakan sebelumnya, dimotivasi oleh kebencian," kata Inspektur Detektif London Paul Waight kepada wartawan, Senin (6/7).
"Diyakini bahwa para korban ini menjadi sasaran karena mereka Muslim," imbuh dia.
Akibat insiden tersebut, seorang wanita berusia 74 tahun meninggal di tempat kejadian. Adapun seorang pria berusia 46 tahun, serta dua wanita berusia 44 tahun dan 15 tahun meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.
Sementara itu, seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun selamat dan dirawat di rumah sakit dengan luka serius. Polisi mengatakan bahwa keluarga telah meminta agar nama-nama korban tidak dirilis.
Sketsa wajah Nathaniel Veltman selama penampilan pengadilan di London, Ontario, Kanada. Foto: Pam Davies/via REUTERS
Pada hari penabrakan, polisi menangkap tersangka penyerang berusia 20 tahun, Nathaniel Veltman. Dia merupakan penduduk London.
ADVERTISEMENT
Kejadian di London mengundang perhatian Perdana Menteri Justin Trudeau. Dia mengaku, insiden tersebut sangat mengerikan.
"Untuk warga Muslim di London dan warga Muslim di seluruh Kanada, kalian tahu kami berdiri bersama kalian," kata Trudeau seperti dikutip dari The Globe and Mail.
"Islamofobia tak punya tempat di masyarakat kami," sambung dia.
Sidang perdana Nathaniel Veltman berlangsung pada Kamis (10/6). Sebelumnya, Veltman sudah dijatuhi empat dakwaan, termasuk pembunuhan tingkat satu dan upaya pembunuhan.
Rencana persidangan lanjutan terhadap Veltman akan digelar pekan depan.