Rangkaian Drama Kampanye Pemilu AS: Penembakan Trump hingga Majunya Kamala

3 November 2024 11:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kamala Harris dan Donald Trump. Foto: AFP dan Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kamala Harris dan Donald Trump. Foto: AFP dan Reuters
ADVERTISEMENT
Seperti perhelatan pemilu Amerika Serikat pada umumnya, kampanye tahun 2024 pun dipenuhi drama. Dalam enam bulan, isu pengadilan hingga debat panas telah menguji dua kandidat utama: Donald Trump dan Kamala Harris.
ADVERTISEMENT
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut rangkaian momen penting yang terjadi jelang hari Pemilu AS, 5 November mendatang.

Vonis Trump dan Dukungan yang Tetap Kuat

Pada 30 Mei, Donald Trump mencatat sejarah sebagai mantan presiden pertama yang dihukum atas tindak pidana berat di AS.
Ia dinyatakan bersalah atas 34 dakwaan, termasuk pemalsuan catatan bisnis untuk menyembunyikan pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang porno, Stormy Daniels.
Mantan presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump duduk di pengadilan pada hari pertama pernyataan pembukaan dalam persidangannya di Pengadilan Kriminal Manhattan karena memalsukan dokumen terkait pembayaran uang tutup mulut. Foto: Victor J. Blue/via Reuters
Meski menghadapi vonis, tidak ada aturan yang melarang Trump mencalonkan diri lagi, dan Partai Republik justru semakin solid mendukungnya, meski ia masih terjerat tiga kasus pidana lainnya.

Drama Debat Pertama

Penampilan Joe Biden pada debat 27 Juni memperkuat keraguan publik tentang kelayakannya sebagai calon presiden dari Demokrat.
Dalam debat tersebut, Biden kerap kehilangan alur bicara dan terlihat kurang fit, yang kemudian memicu spekulasi akan kemundurannya.
ADVERTISEMENT
Namun, Biden hanya menganggap momen itu sebagai “malam yang buruk”.
Kandidat Partai Demokrat, Presiden AS Joe Biden berbicara dalam debat presiden dengan kandidat Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump, di Atlanta, Georgia, AS, Kamis (27/6/2024). Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
Meski begitu, beberapa donor dan pejabat senior Demokrat mulai menekan Biden untuk mundur, sementara Trump semakin unggul dalam jajak pendapat pasca-debat.

Upaya Pembunuhan Trump di Pennsylvania

Saat Trump berkampanye di Pennsylvania pada 13 Juli lalu, suasana mencekam terjadi setelah terdengar suara tembakan di tengah orasinya.
Capres berusia 81 tahun itu tertembak dan terluka ringan di bagian telinga, namun ia segera bangkit dan berteriak, “Lawan, lawan, lawan!”
Momen ini menjadi salah satu gambar ikonik di sejarah politik AS. Pelaku, Thomas Matthew Crooks, tewas di tempat setelah ditembak Secret Service.
Kandidat presiden dari Partai Republik sekaligus mantan Presiden Donald Trump, dikelilingi oleh agen Dinas Rahasia AS saat terjadi penembakan dalam kampanye di Butler, Pennyslvania, Sabtu, 13 Juli 2024. Foto: Evan Vucci/AP

Pengunduran Diri Biden

Sepekan usai percobaan pembunuhan terhadap Trump, Biden mengumumkan tak akan mencalonkan diri lagi di Pemilu AS. Ia pun menyampaikan dukungan penuh untuk Wakil Presiden AS Kamala Harris sebagai calon penerusnya.
ADVERTISEMENT
Dua minggu kemudian, Kamala resmi menjadi kandidat presiden dari Demokrat, menjadikannya perempuan kulit 'berwarna' pertama yang mendapatkan tiket partai besar di AS.
Dikutip dari AFP, semenjak itu dukungan untuk Kamala terus meningkat pesat. Ia merebut kembali suara yang sempat hilang ke Trump, terutama di sejumlah negara bagian kunci.
Joe Biden mengunggah fotonya bersama Kamala Harris seiring dukungannya kepada Harris untuk menjadi capres AS, Minggu (21/7/2024). Foto: Twitter/@JoeBiden

Kejadian Tembakan Kedua Trump di Lapangan Golf Florida

ADVERTISEMENT
Trump kembali mengalami insiden penembakan pada 15 September saat bermain golf di Florida.
Pria bersenjata bernama Ryan Routh melarikan diri setelah melihat agen Secret Service bersiaga. Trump selamat tanpa cedera.

Puncak Kampanye Trump vs Kamala

Debat perdana yang mempertemukan Kamala dan Trump pada 10 September menjadi momen krusial. Menurut sejumlah survei, malam itu Kamala dinilai sukses mengungguli Trump.
Duel sengit keduanya mencapai klimaks seminggu menjelang Hari Pemilihan dengan berbagai upaya kampanye.
ADVERTISEMENT
Trump sempat menjadi koki di McDonalds dan membagikan kentang goreng gratis untuk para pendukungnya, sementara Kamala menyambangi dua gereja di wilayah esensial Georgia.
Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump bekerja di belakang meja kasir saat mengunjungi McDonalds di Feasterville-Trevose, Pennsylvania, Amerika Serikat, Minggu (20/10/2024). Foto: Doug Mills/Pool via REUTERS
Pada Minggu (27/10), Trump menggelar kampanye terbuka di arena Madison Square Garden, New York, yang dipadati pendukungnya. Namun, acara tersebut menuai kecaman akibat candaan bernada rasis.
Salah satu pembicara di acara itu membuat pernyataan kontroversial dengan menyebut Puerto Rico sebagai “sampah”.
Kritik datang dari berbagai kalangan, menilai komentar tersebut tidak pantas dan menyulut ketegangan etnis di tengah panasnya kampanye.
Dua hari kemudian, Selasa (29/10) Kamala menggelar kampanye terbesar dalam kampanyenya di National Mall, Washington DC yang menarik puluhan ribu pendukung.
Dukungan tersebut disebut-sebut sebagai bukti lonjakan popularitas Kamala menjelang hari pemilihan.
Calon presiden dari Partai Demokrat dan Wakil Presiden AS Kamala Harris berpidato dalam kebaktian Minggu Souls to the Polls di Gereja Internasional Divine Faith Ministries di Jonesboro, Georgia, Amerika Serikat, Minggu (20/10/2024). Foto: Elijah Nouvelage/ REUTERS