Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Suasana di Kabupaten Nduga setelah insiden penembakan pekerja PT Istaka Karya. Foto: Dok Kapendam Cendrawasih](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1553425373/ilbtjlfvg80uofi7cwii.jpg)
ADVERTISEMENT
Rentetan insiden penembakan dan penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) kerap terjadi di Nduga, Papua. Meski begitu, pada 17 April nanti masyarakat tetap akan menjalankan pesta demokrasi.
ADVERTISEMENT
Kapendam Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, untuk mengantisipasi keamanan, masyarakat yang tinggal di Nduga akan memilih di Ibu Kota Kenyam yang berjarak sekitar 22,8 km tersebut.
“Dari Bupati bahwa Pemilu di Nduga dipusatkan di Kenyam saja,” kata Aidi lewat keterangan tertulisnya, Selasa (16/4).
Aidi mengungkapkan, proses penyaluran logistik Pemilu 2019 telah dilakukan oleh KPU, Bawaslu, dan Polri.
“Kami tidak monitor tentang logistik pemilu karena tugasnya KPU dan KPU hingga saat ini belum minta bantuan kepada TNI,” ujar Aidi.
Kawasan Nduga dianggap sebagai wilayah rawan karena sering terjadi kontak senjata antara pihak militer dan KKSB. Banyak masyarakat sipil yang ikut menjadi korban.
Pada 3 Desember 2018 terjadi penembakan terhadap para pekerja proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Nduga, Papua.
ADVERTISEMENT
Aksi penembakan yang dilakukan terhadap anggota TNI kembali terjadi pada Senin (15/4) di Pos TNI Mugi, Kabupaten Nduga. Danrem 172/PWY, Kolonel Inf Binsar Sianipar mengatakan, penembakan ini diduga untuk mengganggu pelaksanaan pemilu 17 April 2019.