Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, buka suara mengenai penyebab banjir di Ibu Kota yang terjadi sepekan ini.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sistem drainase perkotaan yang dibangun tidak mampu menampung air saat curah hujan tinggi hingga ekstrem, khususnya yang terjadi beberapa hari ini.
“Pekan kemarin-kemarin (curah hujan ekstrem) dengan durasi waktu 2 jam sampai 2 jam setengah. Jadi bisa dibayangkan betapa banyaknya air yang jatuh pada saat yang bersamaan,” kata Anies kepada wartawan di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/10).
“Kondisi itu pasti menimbulkan genangan karena sistem drainase kita itu menampung 250 mm (air) per hari untuk di kawasan perumahan dan perkampungan. Dan kalau di kawasan dalam protokol itu sampai 107 mm per hari,” lanjutnya.
Kondisi inilah yang kemudian membuat beberapa wilayah Jakarta mengalami banjir dengan ketinggian hampir 150 cm. Biasanya, wilayah paling sering terdampak banjir adalah wilayah dataran rendah yang berdekatan dengan pintu air.
ADVERTISEMENT
“Contoh pekan lalu hujan ada yang 120 mm sampai dengan 180 mm bisanya dihitung harian 140 mm sampai 180 mm-an. Bahkan 180 bisa dibilang (curah hujan) ekstrem,” jelasnya.
Maka dari itu, Anies menargetkan penanganan banjir saat ini adalah untuk memastikan air surut dengan cepat. Ia sudah mengkalkulasi curah hujan berdasarkan ramalan BMKG pekan ini.
Sehingga sebelum banjir terjadi, Pemprov DKI sudah menyiagakan pompa mobile dan petugas di kawasan yang sudah diperhitungkan akan terjadi banjir.
Dengan begitu, proses penanganan hingga evakuasi warga bisa dilakukan dengan cepat.
“Tanggung jawab kita adalah merespons dengan cepat, mengeringkan dengan cepat juga fasilitas-fasilitas bisa digunakan kembali untuk antisipasi kita. Apabila terjadi hujan lebat atau kondisi lalu lintas (terhambat) dianjurkan menggunakan kendaraan umum sehingga bisa leluasa,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Hingga Senin (10/10) pukul 09.00 WIB, masih ada 68 RT di Jakarta yang terendam banjir. Mayoritas banjir diakibatkan luapan Kali Ciliwung akibat kiriman dari hulu.