Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Refleksi 70 Tahun KAA: 60 Dubes Asia-Afrika di Jakarta Bahas Kolaborasi Ekonomi
23 April 2025 14:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Tujuh dekade sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) digelar di Gedung Merdeka, Bandung, semangat solidaritas negara-negara Global South masih terus hidup.
ADVERTISEMENT
Pada Selasa (22/4), sebanyak 60 duta besar dan perwakilan negara dari Asia dan Afrika berkumpul bersama pelaku usaha dalam forum dialog yang diselenggarakan Indonesian Business Council (IBC) di Tugu Kunstring, Jakarta Pusat. Wakil Menteri Luar Negeri RI Arif Havas pun hadir dalam acara tersebut.
Forum ini menjadi bagian dari peringatan 70 tahun KAA—konferensi bersejarah yang digelar pada 18–24 April 1955 oleh 29 negara, termasuk Indonesia, India, Pakistan, Filipina, dan Thailand sebagai penggagas.
Acara dibuka dengan lantunan lagu Asia-Afrika Bersatu.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pengawas IBC Arsjad Rasjid menyebut momentum ini penting untuk memperkuat kolaborasi ekonomi Asia-Afrika, terutama di tengah ketidakpastian tatanan global.
Ia menilai kedua kawasan memiliki daya saing tinggi dari sisi kontribusi terhadap PDB dunia dan pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
“Indonesia harus aktif merespons tantangan perdagangan internasional melalui diversifikasi kemitraan. Asia dan Afrika bukan sekadar pasar baru, melainkan mitra strategis dengan sejarah dan visi yang sejalan,” ujar Arsjad.
Ia menyoroti Afrika sebagai kawasan dengan bonus demografi dan potensi energi terbarukan yang besar, sementara Asia telah membuktikan kekuatannya lewat industrialisasi dan konektivitas ekonomi.
IBC mendorong pemerintah negara-negara Asia dan Afrika untuk memperkuat komitmen membangun tatanan dunia yang stabil dan inklusif.
Dalam forum ini, IBC mempertemukan pelaku usaha dan pemangku kepentingan untuk menjajaki peluang investasi lintas sektor.
“Ini momentum tepat bagi dunia usaha untuk membuka pasar baru dan mencari mitra strategis. Kondisi ekonomi global menuntut diversifikasi,” lanjut Arsjad.
Turut menyampaikan refleksi, Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, mengingatkan kembali nilai-nilai dasar KAA yang relevan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan melemahnya kepercayaan pada multilateralisme.
ADVERTISEMENT
“Dalam situasi dunia yang makin terpolarisasi, kebutuhan akan solidaritas negara berkembang menjadi semakin mendesak. Kita perlu membawa kembali semangat Bandung untuk membangun kolaborasi ekonomi, teknologi, dan infrastruktur bersama,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kerja sama konkret dalam perdagangan, investasi, digitalisasi layanan publik, dan mobilitas tenaga kerja legal.
“Kita tidak bisa hanya berbicara soal kerja sama. Sudah saatnya kita melakukannya bersama-sama,” tutup Chakravorty.