Remaja di Pekalongan Rela Berjualan Jamu Demi Membeli Obat Ibu

27 Desember 2017 15:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Opi Windasari si Penjual Jamu (Foto: Facebook )
zoom-in-whitePerbesar
Opi Windasari si Penjual Jamu (Foto: Facebook )
ADVERTISEMENT
Remaja saat ini banyak yang lebih mengedepankan gengsinya, namun lain halnya dengan Opi Windasari, siswi SMA asal Pekalongan, Jawa Tengah. Dia rela berjualan jamu keliling desa agar bisa membeli obat untuk ibunya yang sakit.
ADVERTISEMENT
Foto Opi berjualan jamu ramai diperbicangkan di jejaring sosial. Foto Opi diunggah oleh pemilik akun Facebook @AfwaAlKhawarizmi yang saat itu sedang melintasi jalan di Desa Banyurip Alit. Afwa melihat Opi di pinggir jalan sedang mejual jamu. Ia kemudian langsung menghampirinya dan memesan jamu Opi.
Afwa mengatakan mengunggah foto dan video Opi agar bisa menjadi contoh anak muda di zaman sekarang. Unggahan tersebut saat ini dibanjiri 411 komentar dan dibagikan sebanyak 6.471 kali.
"Saya sengaja mengunggah dan mengangkat kisah dia, karena kehidupannya buat contoh anak muda sekarang," ucap Afwa kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (27/12).
Melalui Afwa, kumparan menghubungi Opi. Menurut gadis berusia 20 tahun ini, berjualan jamu merupakan perkerjaan ibunya sehari-hari. Namun sejak ibunya sakit, dia menggantikan tugas ibunya.
ADVERTISEMENT
"Ibu sedang sakit, jadi saya yang menggantikan. Sudah ada sekitar seminggu saya jualan jamu keliling Desa Banyurip, kebetulan ini juga lagi libur panjang sekolah," ucap Opi saat dihubungi kumparan, Rabu (27/12).
Opi saat ini sedang duduk di kelas 3 di Madrasah Alliyah Hidayatul Athfal, Pekalongan. Ia hanya tinggal bersama ibunya yang sedang sakit. Sang ibu sudah lama berpisah dengan ayahnya.
Opi Windasari si Penjual Jamu (Foto: Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Opi Windasari si Penjual Jamu (Foto: Facebook)
Sejak pukul 06.30 WIB Opi sudah keluar rumah dengan menggunakan sepeda ontelnya, untuk keliling desa menjajakan jamunya itu hingga pukul 14.00 WIB. Dengan penghasilan yang tak menentu, Opi tetap bersyukur karena masih bisa untuk membelikan ibunya obat. Bukan hanya itu, untung dari berjualan jamu juga Opi gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
"Kalau cuaca lagi panas dapet Rp 80 sampai Rp 90 ribu, untungnya tidak seberapa hanya Rp 40 ribuan saja setiap hari," tuturnya.
Meski begitu, Opi rela menjalaninya tanpa ada rasa malu ataupun gengsi. "Saya orangnya percaya diri, tidak peduli orang mau bilang apa. Daripada kelihatannya orang ada,tapi kenyataannya tidak ada malah itu bikin malu," sambungnya.
Tidak sampai di situ, di sore hari Opi juga berjualan sosis bakar di depan rumahnya hingga malam hari. Ia berjualan sosis bakar untuk mencari tambahan demi bisa membantu kebutuhan ekonomi serta untuk membayar biaya sekolahnya.
Opi yang bercita-cita menjadi pramugari itu juga berpesan, sebagai manusia sebaiknya bisa menghilangkan gengsi dan jangan memaksakan keadaan agar terlihat kaya.
ADVERTISEMENT
"Hindari gengsi, jangan maksa ingin kaya, apa adanya saja," tutupnya.