Rentetan Gempa Guncang Morowali, Dipicu Sesar Aktif Geresa

4 Januari 2021 16:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 10 Mei 2022 19:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daryono, Kabid Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Foto: Utomo P/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Daryono, Kabid Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Foto: Utomo P/kumparan
ADVERTISEMENT
Rentetan gempa mengguncang Morowali, Sulawesi Tengah. Catatan BMKG, gempa ini dipicu sesar aktif Geresa.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Senin (4/1), sejak pukul 01.27.39 WIB wilayah Morowali terjadi rentetan gempa tektonik.
Tiga gempa di antaranya dirasakan oleh masyarakat dan satu gempa memicu kerusakan.
Daryono menjelaskan, gempa dirasakan pertama terjadi dengan magnitudo 3,5 terjadi pada pukul 01.27.39 WIB, episenter terletak pada koordinat 2,82 LS โ€“ 122,15 BT tepatnya di darat, pada jarak 4 km arah tenggara Bahodopi pada kedalaman 16 km, dirasakan dalam skala intensitas II MMI di Morowali.
Gempa dirasakan kedua memiliki magnitudo 4,9 terjadi pada pukul 02.13.59 WIB, episenter terletak pada koordinat 2,80 LS โ€“ 122,20 BT tepatnya di laut lepas pantai Morowali pada jarak 8 km arah timur Bahodopi pada kedalaman 10 km, dirasakan dalam skala intensitas V-VI MMI di Bohodopi, dan III MMI di Bungku.
ADVERTISEMENT
"Guncangan gempa ini sangat kuat dan berpotensi merusak di wilayah Kecamatan Bohodopi," beber Daryono.
Gempa dirasakan ketiga dengan magnitudo 3,6 terjadi pukul 03.32.13 WIB, lokasi episenter terletak pada koordinat 2,71 LS โ€“ 122,06 BT tepatnya di laut, lepas Pantai Morowali, jarak 21 km arah tenggara Bungku pada kedalaman 28 km.
Ilustrasi Gempa. Foto: Indra Fauzi/kumparan
"Hingga pagi ini pukul 7.00 WIB hasil monitoring BMKG sudah mencatat sebanyak 8 rentetan aktivitas gempa dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman," jelas dia.
Daryono mengungkapkan, dengan memperhatikan sebaran lokasi episenter dan kedalaman gempa di Morowali ini tampak bahwa gempa ini diduga dipicu oleh aktivitas sesar aktif Segmen Geresa yang memiliki kecenderungan berarah Baratlaut-Tenggara.
"Berdasarkan data peta tingkat guncangan (shake map BMKG) menunjukkan bahwa gempa yang terjadi di wilayah Bungku, Siumbatu, Bahadopi di Morowali sejak pagi dini hari tadi dirasakan oleh masyarakat," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Catatan Daryono, dampak gempa ada yang paling kuat mencapai skala intensitas V hingga VI MMI yaitu gempa Bahodopi pada pukul 02.13.59 WIB dengan Magnitudo 4,9.
"Deskripsi guncangan ini bahwa gempa dirasakan oleh semua warga, orang tidur dapat terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, dan terjadi kerusakan bangunan," urai dia.
Menurut Daryono, wilayah Bungku merupakan kawasan seismik aktif yang rawan gempa. Sejak 2012 sudah mulai terjadi peningkatan aktivitas kegempaan yang intensif.
"Gempa dengan magnitudo 5,7 yang mengguncang Bungku pada 16 April 2012 merusak 8 rumah warga di 3 desa yaitu Desa Sakita, Desa Ipi dan Desa Bohoruru, menyebabkan beberapa warga menderita luka-luka," urai dia.
Gempa merusak berikutnya terjadi pada 24 Mei 2017 dengan magnitudo 5,6. Gempa ini kembali merusak beberapa rumah warga di Desa Siumbatu, Bungku Selatan dan Desa Onepute, Bungku Timur, Kabupaten Morowali.
ADVERTISEMENT
Daryono berpesan, dengan meningkatnya aktivitas kegempaan di wilayah Bungku dan Bahadopi sejak pagi dini hari tadi, kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tetap waspada.
"Masyarakat perlu memahami cara selamat saat terjadi gempa dan segera mencari perlindungan jika terjadi guncangan gempa kuat. Karena wilayah ini rawan gempa maka setiap bangunan yang dibangun harus mengacu aturan bangunan tahan gempa, guna mengurangi risiko, dan dapat selamat saat terjadi gempa kuat," beber dia.