Respons AS, Rusia, hingga WHO soal Israel Serang Sekolah dan Masjid di Gaza

11 Agustus 2024 5:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
Seorang gadis kecil menangis di dalam sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi para pengungsi Palestina setelah serangan Israel di Kota Gaza,  Sabtu (10/8/2024). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang gadis kecil menangis di dalam sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi para pengungsi Palestina setelah serangan Israel di Kota Gaza, Sabtu (10/8/2024). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP
ADVERTISEMENT
Serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang dijadikan lokasi pengungsian di Gaza dikecam banyak pihak. Serangan tepatnya terjadi di sekolah Al-Tabieen yang berada di sekitar masjid di kawasan Daraj Tuffah.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan pertahanan sipil Gaza serangan Israel menewaskan sedikitnya 93 orang, 17 di antaranya wanita dan anak-anak, menjadikannya salah satu serangan paling mematikan.
Israel membantah jumlah korban yang tewas tersebut. Mereka menyebut serangan dilakukan karena lokasi itu merupakan fasilitas militer Hamas dan Jihad Islam yang masih aktif.
Israel menyebut 19 orang terafiliasi kelompok tersebut tewas.
Orang-orang memilah-milah reruntuhan di dalam sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi para pengungsi Palestina setelah serangan Israel di Kota Gaza, Sabtu (10/8/2024). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP
Berikut tanggapan dunia internasional terkait serangan itu, dikutip dari AFP:

Amerika Serikat

Gedung Putih mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan laporan korban sipil akibat serangan itu. Mereka tengah mencari informasi lebih lanjut.
Serangan itu “menggarisbawahi pentingnya gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan, yang terus kami upayakan tanpa lelah untuk mencapainya," tambah pernyataan Gedung Putih.

Inggris

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menulis di X bahwa dia "terkejut dengan serangan Militer Israel di sekolah al-Tabieen dan hilangnya nyawa secara tragis."
ADVERTISEMENT
"Kita memerlukan gencatan senjata segera untuk melindungi warga sipil, membebaskan semua sandera, dan mengakhiri pembatasan pada bantuan," lanjutnya.

Prancis

Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut bahwa selama beberapa minggu, gedung sekolah telah berulang kali menjadi sasaran, dengan jumlah korban sipil yang tidak dapat ditoleransi.
“Israel harus menghormati hukum kemanusiaan internasional,” demikian keterangan itu.

Uni Eropa

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell di X: "Mengerikan dengan gambar-gambar dari sekolah perlindungan di Gaza yang terkena serangan Israel. Setidaknya 10 sekolah menjadi sasaran dalam beberapa minggu terakhir. Tidak ada pembenaran atas pembantaian ini."

Qatar

Qatar, mediator dalam perang Israel-Hamas di Gaza, menuntut penyelidikan segera terkait serangan itu.
"Fakta mengenai pasukan pendudukan Israel yang terus menargetkan sekolah dan tempat penampungan bagi para pengungsi," ungkap pihak Qatar.
ADVERTISEMENT

Mesir

Mesir, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan juga terlibat dalam perundingan antara kedua belah pihak, mengatakan serangan itu menghina hukum internasional dan kemanusiaan dan menunjukkan kurangnya kemauan pihak Israel untuk mengakhiri konflik.

Yordania

Kementerian Luar Negeri Yordania mengatakan pemilihan waktu serangan tersebut merupakan indikasi upaya Israel untuk menghalangi dan menggagalkan upaya mediasi terbaru.

Rusia

"Moskow sangat terkejut dengan apa yang terjadi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan.
“Kami menegaskan kembali posisi kami yang berprinsip dan konsisten mengenai perlunya kepatuhan yang ketat terhadap norma-norma hukum kemanusiaan internasional. Kami menyerukan pihak Israel untuk menahan diri dari menyerang sasaran sipil," lanjutnya.

Iran

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan serangan itu menunjukkan sekali lagi bahwa Israel tidak menghormati aturan dan regulasi hukum internasional serta prinsip-prinsip moral dan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Kanani menyerukan tindakan tegas dari negara-negara muslim dan pendukung kebebasan di seluruh dunia untuk mendukung perjuangan Palestina melawan Israel.

Hizbullah

Hizbullah Lebanon menggambarkan serangan itu sebagai pembantaian yang mengerikan dan menyerukan kemarahan seluruh dunia sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.

Houthi

Kelompok Houthi di Yaman mengatakan ini adalah "pembantaian brutal yang dilakukan oleh entitas kriminal Israel dengan dukungan penuh Amerika".

Turki

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki mengecam “kejahatan baru terhadap kemanusiaan” dan mengatakan serangan itu menunjukkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin menyabotase perundingan gencatan senjata permanen.
“Aktor-aktor internasional yang tidak mengambil tindakan untuk menghentikan Israel menjadikan diri mereka terlibat dalam kejahatan ini,” tambahnya.

WHO

“Saya tidak bisa berkata-kata,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah postingan di X.
ADVERTISEMENT
“Berapa banyak lagi perempuan dan anak-anak yang akan kehilangan nyawa mereka sebelum gencatan senjata? Kengerian yang dialami warga sipil di #Gaza harus diakhiri.”

Indonesia

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyampaikan Indonesia mengutuk keras serangan Israel tersebut.
"Indonesia mengutuk keras pembantaian lebih dari 100 warga Palestina di Sekolah Al-Taba’een di Gaza oleh Israel pada 10 Agustus 2024," tulis Kemlu dalam keterangannya di X, Sabtu (10/8).
Kemlu mendesak Dewan Keamanan PBB melakukan investigasi secara menyeluruh terkait tindakan Israel tersebut. Indonesia juga menyerukan dunia internasional untuk bersatu menghentikan kejahatan kemanusiaan dan genosida yang dilakukan Israel.
"Israel harus bertanggung jawab atas semua kejahatan tersebut. Segala bentuk impunitas harus dihentikan," ujar Kemlu.