Retno Geram TNI di Lebanon Diserang: Dewan Keamanan PBB ke Mana?

16 Oktober 2024 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Serangan Israel terhadap pasukan perdamaian PBB di Lebanon kembali memakan korban, termasuk tiga anggota TNI yang tergabung dalam misi UNIFIL. Insiden ini menimbulkan pertanyaan besar tentang peran Dewan Keamanan PBB.
ADVERTISEMENT
Pasukan yang seharusnya menjaga perdamaian justru menjadi sasaran serangan. Hal itu memicu kekhawatiran akan memburuknya situasi di wilayah konflik tersebut.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan perkembangan terbaru ini dalam talkshow Info A1 bersama kumparan. Ia juga sempat mengonfirmasi adanya tambahan korban luka dari Indonesia.
“Pagi ini saya mendapatkan laporan, ada tambahan 15 pasukan penjaga perdamaian yang terluka, satu di antaranya dari Indonesia,” kata Retno.
Anggota TNI Angkatan Darat mengikuti upacara pemberangkatan menuju Lebanon di Dermaga Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/12). Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Serangan terjadi pada Minggu (13/10) di markas UNIFIL di Naqoura, Lebanon selatan, yang merupakan serangan ketiga Israel dalam beberapa hari terakhir.
UNIFIL melaporkan bahwa serangan dilakukan di tiga lokasi terpisah, dua di antaranya terjadi pada Kamis (10/10) dan satu lagi pada Rabu (9/10).
Prajurit TNI yang menjadi korban kini berada dalam kondisi baik setelah menjalani perawatan.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi Info A1, Retno pun kembali mempertanyakan sikap Dewan Keamanan PBB yang hingga saat ini belum mengambil langkah nyata untuk menghentikan kekerasan dan melindungi pasukan perdamaian di Lebanon.
“Dewan Keamanan PBB ke mana ya? Mandat mereka adalah menjaga perdamaian, bukan memperpanjang konflik,” ungkap Retno dengan nada tegas.
Praktisi Politik Gus Ipang bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad mewawancari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Program Info A1 kumparan di Gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (14/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ia juga menyoroti pentingnya aksi nyata dari lima negara pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pelanggaran terhadap pasukan perdamaian.
“Saya paham, semuanya pasti ada pertimbangan politik. Politics is politics. Tetapi, after all, kita ini manusia. Moso enggak punya hati sih? Melihat sipil dihajar terus seperti itu? Petugas-petugas kemanusiaannya dibunuh. Sekarang yang penjaga perdamaian diserang, didesak untuk mundur?” kutuk Retno.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Presiden Jokowi turut mengecam serangan Israel terhadap pasukan TNI yang bergabung dalam UNIFIL.
Ia menegaskan pasukan perdamaian PBB di Lebanon harus dilindungi dan tidak boleh menjadi target serangan.
“Enggak boleh itu, yang namanya pasukan perdamaian kok ikut-ikutan diserang, ada yang yang luka lagi,” ujar Jokowi, pada Selasa (15/10).
Presiden Jokowi akan melepas 970 Pasukan Perdamaian ke Lebanon, Jumat (31/08/2018). Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Serangan terhadap pasukan perdamaian PBB ini memunculkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di Lebanon.
Yang terbaru, tentara Israel (IDF) melanggar peraturan internasional dengan memasuki Garis Biru (Blue Line) yang diawasi UNIFIL pada Minggu (13/10). IDF melakukan manuver militer yang membuat UNIFIL lagi-lagi melancarkan protes .