Retno Sindir Taliban: Perempuan Afghanistan, Apakah Punya Hak Sama dengan Pria?

24 September 2024 13:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada pertemuan High-Level Side Event "Inclusion of Women in the future of Afghanistan" yang diselenggarakan pada 23 September 2024 di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat. Foto: Dok. Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada pertemuan High-Level Side Event "Inclusion of Women in the future of Afghanistan" yang diselenggarakan pada 23 September 2024 di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat. Foto: Dok. Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Hak perempuan di Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban disorot tajam Menlu RI Retno Marsudi, di sela pertemuan Majelis Umum PBB di New York. Sejak Taliban berkuasa, hak perempuan di sana dibatasi.
ADVERTISEMENT
Di depan para peserta High-Level Side Event “Inclusion of Women in the future of Afghanistan" yang digelar pada Senin (23/9), Retno mempertanyakan kenapa perempuan di Afghanistan tidak bisa menerima kebebasan seperti di negara lain.
“Saya seorang wanita, seorang ibu, seorang nenek, dan seorang muslim. Namun, saya memiliki kebebasan, akses terhadap hampir semua hal. Bagaimana dengan perempuan Afghanistan? Apakah mereka memiliki hak yang sama dengan saudara laki-laki mereka?" kata Retno dalam pidatonya, seperti dikutip dari keterangan pers Kemlu.
Wanita Afghanistan bersama seorang anak berjalan di sepanjang jalan di pinggiran provinsi Kandahar pada 2 Oktober 2023. Foto: SANAULLAH SEIAM/AFP
Retno mengatakan, pertanyaan muncul lantaran data mengejutkan yang dilihatnya mengenai hak perempuan. Dia bahkan menyebut kondisi hak perempuan di Afghanistan masuk pada tingkat mengkhawatirkan.
“UNESCO mencatat setidaknya 1,4 juta anak perempuan Afghanistan dilarang mengakses pendidikan menengah pada tahun 2024. Kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu menjadi perhatian kita bersama," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Retno memastikan Pemerintah Indonesia tak akan tinggal diam melihat kondisi perempuan di Afghanistan yang hak-hak makin dikekang.
Retno mengatakan, dalam setahun terakhir Pemerintah RI bekerja sama dengan LSM lokal di Afghanistan melaksanakan proyek psikososial yang melibatkan 400 perempuan setempat.
Lebih lanjut, Retno memastikan Indonesia juga siap memberikan dukungan pengembangan model bisnis microfinance syariah guna mendorong penciptaan lapangan kerja bagi para perempuan Afghanistan.
“Kita perlu menggunakan segala cara untuk menyuarakan aspirasi perempuan Afghanistan," tegas dia.