Reza Indragiri: Polisi Harus Selesaikan Kasus Kalideres Apa pun Hasilnya

30 November 2022 20:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri kembali memberikan analisisnya terkait kasus tewasnya 1 keluarga di Kalideres.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, Reza menyebut, bahwa tidak tertutup kemungkinan penyebab kematian keluarga tersebut adalah bunuh diri yang termotivasi oleh nilai spiritualitas tertentu.
"Mereka secara terencana ingin rest in peace. Meninggal dengan cara damai. Damai menurut mereka, tentunya," kata Reza kepada wartawan, Rabu (30/11).
Namun, Reza menuturkan, pada sisi lain, ada spekulasi kedua karena kematian mereka tidak berlangsung serentak dan anggota keluarga termuda meninggal dunia paling akhir.
Artinya, tidak tertutup kemungkinan bahwa kematian (bunuh diri) dilakukan berdasarkan kesepakatan bahwa anggota termuda tersebut harus menutup akses makanan bagi tiga anggota keluarga lainnya.
"Dengan situasi sedemikian rupa, kejadian di Kalideres dapat dipahami sebagai peristiwa bunuh diri yang disertai peristiwa pidana sebagaimana pasal 345 KUHP," ucap Reza.
ADVERTISEMENT
"Namun karena Indonesia tidak mengenal posthumous trial, maka Ditreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) dapat menyatakan kasus ditutup," tutur dia.
Meski begitu, di sisi lain, Reza mengatakan masyarakat perlu mengingat kembali perkataan WHO. WHO menyatakan sejak awal bahwa kita bertarung dengan waktu untuk mendapatkan penawar virus akibat pandemi COVID-19.
"Tapi problem kesehatan mental akibat pandemi justru tidak mendapat perhatian setara. Jadi, bukan hanya virus yang mewabah. Tekanan batin dan serbaneka perilaku malasuai juga sepertinya menjadi pandemi. Termasuk pemunculan sekte-sekte spiritualitas baru," ucap dia.
Rumah keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat dipasangi plastik, Sabtu (12/11/2022). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Menurutnya, pemunculan sekte di masa pandemi memang masif di sejumlah wilayah. Misalnya di Prancis saja, ada lima ratusan sekte baru.
Pemerintah Prancis sampai mengalokasikan dana hingga 1 juta Euro guna meningkatkan pengawasan terhadap sekte-sekte yang dikhawatirkan membahayakan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Apa pun penyebab kematian satu keluarga di Kalideres itu, Ditreskrimum Polda Metro Jaya perlu selekasnya menyelesaikan pengungkapan kasus kematian di Kalideres tersebut," kata Reza.
"Termasuk apabila simpulannya adalah kasus tidak terpecahkan (unsolved case)," tutur dia.
Lebih lanjut, Reza mengatakan polisi harus mengusut tuntas kasus ini agar pemberitaan dan obrolan tentang kasus ini dapat segera dihentikan sehingga tidak mendorong terjadinya penularan bunuh diri (suicide contagion) di tengah masyarakat.
"Pada masa seperti sekarang, ketika gangguan kejiwaan sangat rentan mewabah (berdasarkan peringatan WHO), ekspose yang tinggi tentang bunuh diri dapat menginspirasi audiens–terutama mereka yang tergolong rentan–untuk meniru perbuatan serupa (copycat suicide)," tutup dia.