Ridwan Kamil soal Bom Astana Anyar: Masyarakat Harap Tenang, Polisi Lebih Siap

9 Desember 2022 14:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil usai hadiri Acara Hakordia Tahun 2022, Jumat (12/9/2022). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil usai hadiri Acara Hakordia Tahun 2022, Jumat (12/9/2022). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meminta kepada masyarakat Bandung untuk tetap tenang menyusul peristiwa bom bunuh diri yang meledak di markas Kepolisian Sektor Astana Anyar, Rabu (7/12).
ADVERTISEMENT
Emil, sapaannya, memastikan polisi saat ini sudah jauh lebih siap dalam mencegah potensi serangan susulan yang mungkin dilakukan oleh para kelompok ekstremisme.
”Masyarakat harus tetap tenang, insyaallah polisi sudah lebih siap menghadapi akhir tahun,” ujar Ridwan Kamil kepada wartawan usai menghadiri acara perayaan Hakordia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (9/12).
Hal itu, menurut Emil, terlihat dari pengetatan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap sejumlah objek vital, baik yang ada di Jawa Barat maupun di wilayah lainnya. Pengamanan juga penting dilakukan jelang momen Natal dan Tahun Baru akhir bulan ini.
”Itu [lokasi vital] tentu terus disiagakan oleh kepolisian, apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru,” ucap Ridwan.
Foto udara petugas kepolisian dari Polda Jabar melakukan proses sterilisasi tempat kejadian perkara dugaan bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Foto udara petugas kepolisian dari Polda Jabar melakukan proses sterilisasi tempat kejadian perkara dugaan bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Ridwan Kamil mengecek lokasi bom Bandung. Foto: Antara/Novrian Arbi
Terkait peristiwa di Astana Anyar, Emil memastikan hal itu terus didalami pihak kepolisian.
ADVERTISEMENT
Dia juga berharap segala bentuk tindak pencegahan sejak dini akan munculnya paham ekstremisme dapat terus dijalankan.
Termasuk di Provinsi Jabar yang menurutnya sudah menjalankan program antiradikalisme sejak di bangku SMA.
”Korban dari kepolisian, saya juga sudah takziah, dan Jawa Barat jangka panjang di zaman saya sudah melahirkan kurikulum antiradikalisme di level SMA/SMK untuk berbagai tugas,” kata Emil.
"Jadi BNPT dan Densus di penegakan, kami di pencegahan melakukan kurikulum di anak-anak, minimal generasi barunya lebih tangguh dan kuat membela Pancasila,” pungkasnya.