Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Yakni Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Karawang, dan Indramayu. Pemprov Jabar akan menyalurkan anggaran senilai Rp 6 miliar untuk biaya pemulihan untuk masing-masing wilayah tersebut.
"Dengan adanya status tanggap darurat maka kita akan memberikan bantuan mungkin sekitar Rp 5 atau Rp 6 miliar kepada daerah-daerah tersebut untuk recovery dan pertolongan tanggap darurat," kata Ridwan Kamil kepada wartawan di Jalan Sumatera, Kota Bandung, Jumat (3/1).
Dia menjelaskan, dari data BMKG, hujan yang turun pada Selasa (31/12) hingga Rabu (1/1) yang menyebabkan banjir di Jabodetabek termasuk terekstrem sejak tahun 2007. Di Jakarta, bahkan curah hujan mencapai 377 mm, padahal curah hujan tinggi biasanya berada di angka 100 mm.
ADVERTISEMENT
"Data BNPB dan BMKG ini tuh dari sisi 12 tahun ini curah hujan paling tinggi. Disebut hujan yang besar itu kan sekitar 100 mm, ini di Halim itu 377 mm. Jadi memang pertahanan sistem yang normal ini mengalami banyak kendala," ujarnya.
Oleh karena itu, status tanggap darurat bencana diperlukan. Ridwan Kamil mengatakan penanganan bencana, seperti banjir dan longsor, terlebih dahulu diserahkan pada pemkot/pemkab.
Nantinya, apabila penanganan belum maksimal, maka Pemprov Jabar akan turun tangan membantu.
"Jadi bedanya DKI Jakarta dengan Jawa Barat, kalau di DKI Jakarta itu gubernur bisa langsung ke teknis, kalau di Jawa Barat teknis itu adanya di bupati dan wali kota. Jadi saya itu tidak bisa semata-mata langsung begitu saja tanpa kulo nuwun dulu," jelasnya.
ADVERTISEMENT