news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Riset: Usia di Bawah 40 Tahun Lebih Berisiko Pembekuan Darah karena AstraZeneca

11 Mei 2021 13:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan mengambil vaksin corona AstraZeneca sebelum disuntikkan di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Sabtu (8/5/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan mengambil vaksin corona AstraZeneca sebelum disuntikkan di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Sabtu (8/5/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kasus pembekuan darah usai divaksin AstraZeneca muncul di Indonesia. Hal itu terungkap usai Trio Fauqi Virdaus meninggal dunia sehari setelah disuntik vaksin tersebut. Laporan medis menunjukkan pemuda berusia 22 tahun itu mengalami pembekuan darah (blood clot).
ADVERTISEMENT
Kasus pembekuan darah yang menimpa Trio pun bukanlah yang pertama di dunia. Badan Pengawas Obat-obatan Eropa (EMA) mencatat ada 222 kasus pembekuan darah dari 34 juta suntikan per 4 April 2021. Sebanyak 18 di antaranya bahkan meninggal dunia.
Meski demikian, baik EMA atau bahkan WHO menyebut manfaat yang diberikan vaksin AstraZeneca melebihi risiko yang ditimbulkan. Oleh sebab itu, vaksin tersebut dapat terus digunakan hingga saat ini.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin corona AstraZeneca tahap pertama di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Sabtu (8/5/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Berdasarkan rekomendasi WHO, AstraZeneca aman digunakan untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Rekomendasi itu pula yang diikuti sejumlah negara lain, termasuk Indonesia melalui BPOM dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sejak 22 Maret 2021, vaksin buatan Oxford itu mulai digunakan di Tanah Air.
Namun sejumlah negara kemudian mulai melihat adanya risiko serius apabila vaksin itu digunakan untuk orang-orang di bawah 40 tahun. Mulai dari efek samping hingga ancaman pembekuan darah yang lebih tinggi kepada mereka yang berusia muda.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, sejumlah negara yang sudah membeli AstraZeneca mengubah strategi. Di Malaysia, misalnya, AstraZeneca hanya ditujukan untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun.
Sementara di Australia, vaksin itu diberikan kepada yang berusia di atas 50 tahun. Di Inggris, vaksin itu kini ditujukan kepada mereka yang berusia di atas 40 tahun.

Riset Pemerintah Inggris

Infografik waspada pembekuan darah vaksin AstraZeneca. Foto: kumparan
Berdasarkan laporan berjudul ‘COVID-19 vaccination and blood clotting’, Pemerintah Inggris menyebut efek samping AstraZeneca semakin sering ditemui pada mereka yang masih muda. Efek samping itu meliputi lengan sakit, merasa lelah, sakit kepala, sakit umum, dan flu.
Pada mereka yang berusia 18-29 tahun, misalnya, sejumlah efek samping itu sangat lazim terjadi. Namun apabila vaksin diberikan kepada mereka yang di atas 50 tahun, maka efek samping akan sangat jarang terjadi.
ADVERTISEMENT
Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Belum lagi bicara soal risiko pembekuan darah terhadap masing-masing kelompok umur. Masih berdasarkan tabel di atas, risiko pembekuan darah kepada mereka yang berusia 18-29 tahun mencapai 1: 50 ribu dosis. Artinya, 1 dari 50 ribu dosis AstraZeneca bisa saja mengakibatkan pembekuan darah.
Hal yang berbeda justru dapat dijumpai pada mereka yang berusia di atas 40 tahun. Hasil riset menunjukkan bahwa risiko pembekuan darah mencapai 1: 100 ribu dosis. Artinya, posibilitas risiko pembekuan darah lebih rendah dua kali lipat.
***