Rolls-Royce Minta Maaf Telah Melakukan Suap

19 Januari 2017 16:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kantor Rolls Royce. (Foto: Wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Rolls Royce. (Foto: Wikimedia commons)
Perusahaan Rolls-Royce asal Inggris menyatakan permintaan maaf atas praktik suap yang mereka lakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia, selama puluhan tahun. Permintaan maaf disampaikan dalam pernyataan resmi Rolls-Royce pada Selasa (17/1).
ADVERTISEMENT
“Perbuatan yang terungkap dalam tindakan investigasi oleh Serious Fraud Office (SFO) dan para pihak berwenang lainnya sama sekali tidak dapat diterima dan kami memohon maaf sebesar-besarnya," kata Warren East, Presiden Direktur Rolls-Royce.
Indonesia adalah satu dari tujuh negara yang disebut SFO telah menerima suap dari broker Rolls-Royce untuk pengadaan mesin pesawat. Selain Indonesia, negara lainnya adalah Thailand, India, Rusia, Nigeria, China dan Malaysia. Penyelidikan suap Rolls- Roycejuga dilakukan oleh Amerika Serikat dan Brasil.
Dalam dokumen SFO, praktik suap Rolls-Royce telah berlangsung sejak tahun 1980-an, di masa Orde Baru. Kasus suap Rolls-Royce menyeret nama Emirsyah Satar, Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, yang diduga menerima suap terkait pengadaan mesin untuk Airbus A330.
ADVERTISEMENT
Emirsyah Satar (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Emirsyah Satar (Foto: Reuters)
SFO menyatakan Rolls-Royce gagal mencegah penyuapan kendati mengetahuinya dan menganggap praktik itu "tidak etis". East mengatakan, praktik itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Rolls-Royce
"Hal ini sama sekali tidak layak dibandingkan dengan apa yang menjadi prinsip Rolls-Royce, dan apa yang diharapkan oleh semua karyawan, pelanggan, investor, dan para mitra kami," kata East.
East juga menegaskan praktik itu tidak lagi mereka lakukan saat ini.
"Praktik-praktik terdahulu yang telah terungkap tidak mencerminkan sikap bagaimana Rolls-Royce melakukan bisnisnya sekarang. Kami sekarang melakukannya sendiri dengan cara yang pada dasarnya berbeda. Kami memiliki nol toleransi terhadap pelanggaran apa pun,” tegas dia lagi.