Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
RS Bhayangkara Makassar Curiga 2 Korban Bom Gereja Dihasut Bikin Video
30 September 2021 20:39 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Makassar membantah pengakuan dua korban bom di Gereja Katedral Makassar, yang mengaku tak diperhatikan pemerintah dengan cara diberikan pengobatan hingga sembuh.
ADVERTISEMENT
Semua korban bom Gereja Katedral telah diberikan perawatan khusus dan maksimal.
"Tidak benar itu, sampai saat ini keduanya masih menjalani perawatan," kata Kepala Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Makassar Kombes Pol Muhammad Masudi, kepada kumparan, Kamis (30/9).
Kedua korban ini masing-masing, Valeriana (21) dan Karina Dimayu (20). Dan, mereka ini tercatat sebagai mahasiswi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Stella Maris Makassar.
Keduanya sempat viral. Karena mengaku tidak diperhatikan pemerintah hingga bekas luka bakar (keloid) di tangan dan kakinya tak kunjung sembuh. Mereka juga tidak bisa beraktifitas normal lagi.
Menurut Masudi, pernyataan kedua korban ini sepihak. Musababnya, mereka ini mengaku tidak mendapatkan perawatan, padahal dia sudah operasi hingga berkali-kali. Bahkan, kedua mahasiswi ini, sudah tahap proses pemulihan.
ADVERTISEMENT
"Mereka sudah dioperasi, kami pun siapkan dokter bedah plastik," sebutnya.
Masudi curiga jika kedua mahasiswa yang menjadi korban tragedi bom Katedral itu, diprovokatori ataupun dihasut oleh oknum yang mempunyai kepentingan. Sebab, dua korban terang-terangan meminta donasi.
"Kami menduga keduanya ada yang arahkan untuk buat video itu," ucapnya.
Valeriana dan Karina ini merupakan 2 dari 19 korban luka-luka akibat insiden yang terjadi pada Minggu (28/3) sekitar pukul 10.30 WITA. Mereka saat itu sedang ibadah misa.
Video mereka heboh di media sosial karena mengaku tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat dan RS Bhayangkara Makassar lantaran pengobatan akibat lukanya tidak sampai sembuh.