Rusia dan Iran Akan Balas Serangan Amerika ke Suriah

10 April 2017 12:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Vladimir Putin. (Foto: Reuters/Pavel Golovkin)
Rusia dan Iran menegaskan kembali bahwa serangan Amerika Serikat ke pangkalan udara Suriah telah kelewat batas. Kedua negara sekutu utama rezim Bashar al-Assad itu menegaskan akan membalas jika ada serangan lagi dari AS.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, pernyataan ini dilontarkan oleh pusat komando gabungan Suriah yang terdiri dari militer Rusia dan Iran pada Minggu (9/4).
"Agresi Amerika terhadap Suriah telah melewati garis batas. Mulai sekarang kami akan merespons dengan kekerasan untuk setiap agresi dan pelanggaran batas dari siapa pun, dan Amerika tahu kemampuan kami yang baik dalam membalas," ujar pernyataan Rusia dan Iran.
Serangan AS dilancarkan Jumat pekan lalu ke pangkalan udara Suriah di Shayrat, Homs. Menurut Presiden AS Donald Trump, peluncuran 59 rudal Tomahawk ke Suriah dilakukan menyusul tembakan senjata kimia di kota Khan Sheikhoun, Idlib, yang menewaskan sekitar 100 orang, puluhan di antaranya anak-anak.
ADVERTISEMENT
Pangkalan Udara Shayrat setelah dirudal (Foto: DigitalGlobe via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani dalam percakapan telepon mengatakan serangan AS adalah tindakan agresif, melanggar hukum internasional dan tidak bisa dibenarkan.
Kedua pemimpin juga menyerukan penyelidikan terhadap serangan senjata kimia di Idlib. Dalam hal ini, baik Iran dan Rusia membantah serangan itu dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad.
Pemimpin tertinggi Syiah Iran, Ayatullah Ali Khamenei, mengatakan serangan rudal AS adalah "pengulangan kesalahan masa lalu". Dia juga menegaskan pemerintah Teheran tidak akan takut pada ancaman Amerika.
"Republik Islam [Iran] menunjukkan bahwa negara ini tidak akan mundur, rakyat dan pejabatnya tidak akan takut dengan ancaman," kata Khamenei.