Saat Andra Soni Kutip Bumi Manusia & Max Havelaar pada Debat Pilgub Banten

17 Oktober 2024 5:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Andra Soni-Achmad Dimyati pada perdana Debat Pilgub Banten, Rabu (16/10) Foto: YouTub KPU Provinsi Banten
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Andra Soni-Achmad Dimyati pada perdana Debat Pilgub Banten, Rabu (16/10) Foto: YouTub KPU Provinsi Banten
ADVERTISEMENT
Debat perdana Pemilu Gubernur (Pilgub) Banten sudah digelar oleh KPU Provinsi Banten, pada Rabu (16/10) malam. Debat itu dihadiri lengkap oleh dua pasangan calon, baik Andra Soni-Achmad Dimyati dan Airin Rachmy Diany-Ade Sumardi.
ADVERTISEMENT
Ada yang menarik pada permulaan acara debat. Andra mengutip pemikiran tokoh Minke dari Bumi Manusia, sebagai pembuka visi-misinya.
"Di awal saya ingin mengutip apa itu adil, kita baca buku bumi manusia. Dikatakan Minke, Bahwa terpelajar harus adil sejak dalam pikiran," kata Andra, Rabu (16/10).
Minke sendiri adalah tokoh fiksi dalam lakon Bumi Manusia, yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Pram sendiri terinspirasi dari bapak pers Indonesia, Tirto Adi Soerjo, sebagai orang pertama yang mendirikan 'Medan Prijaji' surat kabar dengan bahasa melayu.
Buku Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Foto: Dok. Lentera Dipantara
Menurut Andra, Banten perlu keadilan yang merata. Itu sesuai dengan visi misi mereka untuk Banten.
"Oleh karena itu kami yang diberikan kesempatan mulia sebagai cagub dan wagub, visi kami banten maju adil dan merata, tanpa korupsi," kata Andra.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di ujung debat, kala menanggapi pertanyaan dari pasangan Airin-Ade, Andra kembali mengutip kisah dari buku Max Havelaar, karya Multatuli-nama samaran Edward Douwes Dekker.
"Gimana Multatuli dengan Douwes Dekker nya, bagaimana Lebak dieksploitasi sejak zaman penjajahan. Cikotok dengan emas dan sebagainya, dan sebagainya," kata Andra.
Buku-buku Max Havelaar. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Andra menggunakan referensi dari pengalaman pribadi Douwes Dekker saat menjabat sebagai asisten residen Lebak, Banten. Bagi Andra, Lebak dulu dan kini masih sama-sama dieksploitasi.
"Itu membuat kita sedih dan miris, dengan wilayah yang sangat luas, kita bandingkan dengan daerah perkotaan. Bahkan pemikiran kita harus sejak adil dalam pikiran apalagi perkataan," tutup Andra.