Saat Hasto Renungi Pesan-pesan Megawati di Hari Ulang Tahunnya

7 Juli 2024 11:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto saat ditemui wartawan usai Soekarno Run dalam rangka puncak Bulan Bung Karno di Plaza Timur GBK, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto saat ditemui wartawan usai Soekarno Run dalam rangka puncak Bulan Bung Karno di Plaza Timur GBK, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto merayakan ulang tahun ke-58 hari ini, Minggu (7/7).
ADVERTISEMENT
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada agenda khusus untuk merayakan ulang tahun. Apalagi hari ini bertepatan dengan peringatan 1 Muharam.
"Dalam tradisi kami di Jogja, malam 1 Suro itu harus diawali dengan sikap batin yang jernih. Saya termasuk tidak pernah merayakan ultah, apalagi pas masuk bulan Suro," kata Hasto di Jakarta.
Selama ini, tiap kali berulang tahun, Hasto menjalaninya dengan mendekatkan diri dengan alam. Seperti naik gunung atau merayakannya dengan menebar benih ikan.
Namun, tahun ini, pria asal Yogyakarta ini lebih memilih untuk berkontemplasi. Menurut Hasto, di tengah padatnya kesibukan dirinya akhir-akhir ini, upaya merenung bagian yang sangat penting dalam kehidupan, dan tradisi itu ia pelajari dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
ADVERTISEMENT
"Ibu Mega memiliki tradisi berpikir dialektis, namun kontemplatif, maka beliau sangat kokoh dalam prinsip, dan visinya terbangun dari dialektika alam pikir dan dirasakan dengan mata hati," ujar Hasto.
"Karena itu, di hari ulang tahun ini, saya memilih menghentikan sejenak aktivitas saya untuk merenungi dan memahami peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi. Semoga lebih berdedikasi pada bangsa melalui Bung Karno, Bu Mega dan PDI Perjuangan. Begitu banyak gagasan Bung Karno dan Bu Mega tentang bagaimana melakukan pelembagaan Partai atas terang ideologi. Partai memimpin pergerakan rakyat dan harus menjadi obor penerang bagi masa depan," lanjut Hasto.
Hasto lalu memaparkan dirinya sedang fokus menyelesaikan disertasinya yang berjudul Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan, serta Relevansinya Terhadap Ketahanan Partai di Universitas Indonesia. Dia mengatakan banyak berdiskusi dengan Megawati mengenai penelitian ini
ADVERTISEMENT
"Pada 4 Juli kemarin ujian hasil sudah dinyatakan memenuhi syarat dan masuk ujian tertutup, kemudian promosi terbuka. Temuannya sangat menarik baik konstruksi teori pelembagaan partai maupun uji empiris," kata Hasto.
Gelar doktor yang akan diraihnya dari Universitas Indonesia ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya mendapat gelar doktor Ilmu Pertahanan di Universitas Pertahanan (Unhan).
"Kontemplasi sehari saja. Selanjutnya kembali bekerja. Pelaksanaan Pilkada 2024 termasuk calon kepala daerah yang akan diusung PDIP sudah di depan mata. Gagasan Bu Mega tentang pemimpin ideologis, profesional dan mumpuni akan kami jabarkan dengan baik," pungkas Hasto.
Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri (tengah) didampingi Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tiba di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (31/5/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Cerita Mega soal Tantang Hasto Penuhi Panggilan KPK
Sebelum ini, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ternyata pernah menantang Hasto untuk memenuhi panggilan KPK. Hasto merupakan terperiksa atas kasus buronnya caleg PDIP Harun Masiku.
ADVERTISEMENT
"Saya bilang sama Hasto lu berani datang gak To? Masak kalah sama aku, aku aja sudah sampe 3 kali, To. (lalu jawaban Hasto) 'Yo datang to, Bu'," kata Mega menirukan percakapannya dengan Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Jumat (5/7).
Hasto memenuhi panggilan KPK pada 10 Juni 2024 lalu.
Kemudian Mega bertanya kepada Hasto, siapa yang memeriksanya di KPK. Mega meminta Hasto tak perlu takut menghadapi penyidik KPK AKBP Rosa Purbo Bekti.
"Siapa sih yang manggil, kamu tanyain namanya, 'namanya Rosa', hayo tulis tuh kamu (wartawan), ibu bilang yang manggil Pak Hasto namanya Rosa," tutur Mega.
"Enak aja emangnya siapa die hehe betul gak? Iya orang dia manusia juga gile. Nanti pasti kalau sudah kedengaran ini beritanya sudah bla bla hehe terus pasti 'Gimana cara manggil Bu Mega?' ya bla bla ya gue panggilin seluruh ahli hukum mau ikut saya?" tambah Mega.
ADVERTISEMENT