Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Suasana di Jalan KH Ahmad Dahlan Gang Sekuntum, Kota Sibolga, Sumatera Utara, mendadak mencekam. Kembali terdengar suara dentuman ledakan pada Rabu (13/3) dini hari. Ledakan itu berasal dari bom di dalam rumah Husain alias Abu Hamzah.
ADVERTISEMENT
Abu Hamzah merupakan terduga teroris yang ditangkap karena disinyalir berafiliasi dengan jaringan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). Sontak, ledakan itu menggegerkan warga yang sejak Selasa (12/3) sore turut menyaksikan proses pengepungan rumah terduga teroris. Polisi pun langsung mengevakuasi warga sekitar.
Dalam rumah itu terdapat istri Abu Hamzah bernama Solimah dan anaknya yang telah memegang rakitan bom. Solimah nekat meledakkan diri dengan bom lontong yang dirakit suaminya dalam salah satu kamar rumahnya. Nahas, anak Abu Hamzah yang masih berusia dua tahun ikut menjadi korban.
Solimah tak mau menyerahkan diri setelah polisi bernegosiasi selama 12 jam. Upaya mendatangkan Abu Hamzah demi membujuknya tak membuahkan hasil. Begitu juga usaha mendatangkan takmir masjid setempat yang berujung percuma.
ADVERTISEMENT
"Sekitar pukul 01.30 WIB yang bersangkutan (istri Abu Hamzah, Solimah) meledakkan diri bersama anaknya, (mereka) meninggal dunia," ujar Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo ketika dihubungi kumparan, Rabu (13/3).
Saat itu, bom lontong yang dipegang Solimah ada empat buah. Barang berbahaya itu merupakan bom rakitan dari pipa paralon yang berisikan potasium, paku, baut, dan pecahan kaca. Bom tersebut sempat meledak pada Selasa (12/3) siang dan melukai seorang anggota Densus 88 Antiteror.
Sikap sang istri ternyata berbeda dengan Abu Hamzah. Kepada polisi, Abu Hamzah mengaku istrinya itu memiliki ideologi ISIS yang lebih keras darinya.
"Ideologi istrinya menurut informasi dari suaminya, ternyata lebih keras terpapar dari paham ISIS, hingga meledakkan diri," jelas Dedi di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/3).
ADVERTISEMENT
Dedi tak menjelaskan bagaimana Solimah bisa terpapar ISIS secara keras, sehingga nekat bunuh diri dengan meledakkan bom. Padahal selama ini perempuan asal Padangsidimpuan itu dikenal sebagai ibu rumah tangga biasa.
Sementara, Abu Hamzah sehari-sehari dikenal sebagai tukang servis barang elektronik. Sebelum kembali dari kampung halaman bersama istrinya dua minggu lalu, Abu Hamzah dikenal mudah akrab dengan warga. Namun, belakangan sifat itu berubah menjadi sangat tertutup.
Sementara menurut Lurah Pancuran Bambu, Wahyu Aulia Siregar, Abu Hamzah diketahui menutup diri dan jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Saking tertutupnya, warga sekitar sampai tak tahu Abu Hamzah sudah menikah. Pernikahan itu juga tidak pernah dilaporkan ke Kelurahan Pancuran Bambu.
Dalam merakit bom ini, Abu Hamzah ternyata berkomplot dengan dua warga bernama Asmir Khoir alias Ameng dan Halimah. Ketiganya merupakan anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan jaringan ISIS.
ADVERTISEMENT
Asmir Khoir dan Halimah juga telah ditangkap di Simpang Jalan Gambo, Kelurahan Pancuran Kerambil, Kecamatan Sibolga Sambas, Sibolga, Sumatera Utara.
Dari rumah Asmir Khoir, polisi berhasil menemukan sekitar 300 kilogram bahan peledak. Bahan peledak itu pun langsung diamankan Tim Gegana. Asmir Khoir menyembunyikan bahan peledak itu dengan meletakkanya di dekat tumpukan semen.
Selain itu, polisi juga menemukan bom lontong yang sudah siap diledakkan. "Sewaktu-waktu bisa langsung diledakkan oleh orang pemegang pemicunya," ujar Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto kepada wartawan, Rabu (13/3).
Sementara itu di rumah Abu Hamzah, polisi telah meledakkan (disposal) sebuah benda diduga bom. Hal ini dilakukan untuk menetralisir ledakan bom di sekitar rumah Abu Hamzah.
ADVERTISEMENT
Dampak bom rakitan Abu Hamzah terbilang sangat dahsyat karena masuk dalam kategori low explosive. Bahkan, ledakannya menyebabkan kebakaran. Terlihat dari rumah Abu Hamzah yang luluh lantak akibat ledakan bom bunuh diri yang dilakukan istrinya. Ledakan ini juga menyebabkan enam rumah warga sekitar terkena imbas.
Polisi pun mengimbau warga yang bertempat tinggal di radius 100 meter tidak boleh mendekat. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi adanya ledakan susulan. 20 kepala keluarga yang rumahnya terdampak pun mengungsi. Hingga saat ini, Gegana dan Densus 88 masih terus berjaga di lokasi.