Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Dua massa yang berlainan pendapat terkait kepemimpinan Gubernur DKI Anies Baswedan memadati sekitar Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (14/1). Ada massa kontra Anies, ada pula massa pendukung.
ADVERTISEMENT
Massa kontra yang menamakan diri 'Jakarta Bergerak' datang mulai pukul 14.03 WIB untuk mengkritik Anies, termasuk terkait banjir di Jakarta yang terjadi di awal tahun 2020. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan membawa sejumlah poster.
Poster itu bertuliskan 'class action Anies Baswedan', 'Impeach Him', dan 'Jakarta Bergerak-Suara Rakyat Bersatu'. Mereka juga menyanyikan yel-yel yang meminta Anies turun dari jabatannya.
Dalam demonstrasi itu tampak hadir pegiat media sosial Abu Janda atau Permadi Arya dan politikus PDIP Dewi Tanjung. Dewi Tanjung merupakan politikus dan caleg dari PDIP pada pemilu 2019 lalu. Sosoknya juga dikenal usai melaporkan Novel Baswedan atas tudingan rekayasa kasus penyiraman air keras.
"Saya lagi demo dengan Abu Janda bersama rakyat DKI Meminta Anies Baswedan mundur," kata Dewi Tanjung saat berorasi dari atas mobil komando, Selasa (14/1).
Sementara itu, koordinator aksi, Sisca Rumondor mengatakan aksi kali ini telah disiapkan sejak seminggu yang lalu. Menurutnya, aksi kali ini bukan hanya untuk membahas banjir yang terjadi di Jakarta, namun juga menyoroti kinerja Anies lainnya selama memimpin DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Tapi selama 2 tahun lebih Bapak menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, kami warga Jakarta sebagian besar melihat apa yang Bapak kerjakan itu tidak membuat kesejahteraan bagi warganya dan Kota Jakarta. Terlebih lagi pada kasus banjir kemarin bagaimana pencegahan pada saat (kejadian), kemudian penanggulangannya," tutur Sisca.
Namun, tak lama di depan Balai Kota, massa kontra memilih memindahkan lokasi orasi ke seberang Patung Kuda atau Patung Arjuna Wijaya untuk menghormati kegiatan Maulid Nabi yang berlangsung di Masjid Balai Kota.
Massa kontra itu bertemu dengan massa pendukung Anies dari kelompok Bang Japar dan Bamus Betawi yang menyatakan siap membela Anies. Kelompok ini merupakan bentukan anggota DPD RI Fahira Idris.
Situasi antara massa pro dan kontra Anies ini sempat memanas. Tepatnya, saat mereka bertemu di depan Gedung Lemhannas.
ADVERTISEMENT
Massa kontra yang tengah melakukan long march dari depan Balai Kota menuju kawasan Patung Kuda diteriaki dan dimaki oleh massa pendukung Anies. Mereka sempat melempari mobil komando yang berada di dekat massa kontra Anies dengan botol air mineral.
Kendati begitu, massa kontra Anies tetap melanjutkan long march. Beruntung, kericuhan pun dapat dihindari.
Dalam pengamanan aksi, Polda Metro Jaya telah menyiagakan 659 personel. Pengamanan seperti water canon dan pemasangan barrier juga telah dilakukan untuk menghindari bentrok antara kedua massa.
Sekitar pukul 16.40 WIB, massa kontra Anies membubarkan diri. Mereka satu per satu bubar melalui kawasan Monas, sesuai arahan polisi untuk menghindari bentrokan. Massa itu diarahkan keluar melalui pintu area Monas yang tidak berhadapan dengan massa pendukung Anies.
ADVERTISEMENT