Saat Menkes Singgung Obesitas dari Ukuran Celana Jeans Laki-laki

15 Mei 2025 9:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Menkes Budi Gunadi Sadikin menjawab pertanyaan wartawan usai  MoU Signing Ceremony Parthera dan Pathgen di Jakarta, Senin (12/5/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Budi Gunadi Sadikin menjawab pertanyaan wartawan usai MoU Signing Ceremony Parthera dan Pathgen di Jakarta, Senin (12/5/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan tentang indikator kesehatan yang perlu diperhatikan masyarakat Indonesia. Salah satunya masalah obesitas dengan mengingatkan lingkar pinggang tubuh normal laki-laki Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut standar Kementerian Kesehatan RI, lingkar pinggang normal bagi laki-laki adalah 90 cm ke bawah. Lalu, ia mengaitkan dengan ukuran celana jeans yang sering dipakai laki-laki.
Menurutnya, laki-laki dengan ukuran celana 33 ke atas, sudah tidak sehat.
Seperti apa lengkapnya? Berikut kumparan rangkum.

Ukuran Celana 33 Lebih Cepat Menghadap Allah daripada Ukuran 32

Budi mengaitkan ukuran lingkar pinggang itu dengan ukuran celana jeans. Bila laki-laki lebih dari 33, artinya sudah tidak sehat.
Sebab, salah satu indikator obesitas adalah melihat lingkar pinggangnya. Menurut Kemenkes, lingkar pinggang laki-laki dengan tubuh normal adalah 90 cm ke bawah.
"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33. Udah pasti obesitas. Itu menghadap Allahnya lebih cepat dibandingkan yang celana jeansnya 32," kata Budi kepada wartawan di acara peluncuran Pasukan Putih Jakarta, Rabu (14/5).
ADVERTISEMENT
"Saya bukannya body shaming, tapi emang artinya begitu," sambung Menkes.
Ilustrasi obesitas. Foto: Shutterstock
seperti apa data obesitas di Indonesia?
Menurut survei Kemenkes tahun 2023, sebanyak 23,4 persen penduduk dewasa di Indonesia ternyata mengalami obesitas.
Angka ini menunjukkan bahwa hampir satu dari lima orang dewasa usia di atas 18 tahun memiliki kelebihan lemak tubuh yang berisiko terhadap kesehatan.
Dalam keterangannya, Kemenkes menjelaskan obesitas erat kaitannya dengan pola makan tidak sehat, seperti konsumsi makanan berlebihan, frekuensi makan tidak teratur. Serta tingginya asupan makanan manis, berlemak, dan gorengan.
Ilustrasi gorengan. Foto: Rifki Alfirahman/Shutterstock
“Obesitas tidak hanya soal penampilan, tetapi berkaitan langsung dengan risiko penyakit kronis seperti jantung, diabetes, dan hipertensi,” tulis Kemenkes.
Data menunjukkan prevalensi obesitas tertinggi terjadi pada perempuan usia 40–44 tahun, yakni 41,7 persen, disusul kelompok usia 45–49 tahun dengan 41,1 persen. Angka terendah berada di usia 19 tahun, yakni 9,8 persen. Kelompok usia 20–39 tahun mencatat angka obesitas antara 16 hingga 38 persen.
ADVERTISEMENT
Pada laki-laki, obesitas paling banyak terjadi pada usia 45–49 tahun (19,3 persen), diikuti usia 40–44 tahun (19,2 persen). Sementara angka terendah juga ditemukan pada usia 19 tahun, yaitu 7,2 persen.

Batas Ukuran Celana Jeans 34 Tanda Lemak Berbahaya

Ia menjelaskan bahwa ucapannya itu adalah bentuk penyederhanaan istilah medis yang rumit. Tujuannya agar masyarakat menyadari bahaya visceral fat yang membuat lingkar perut membesar.
“Yang lebih gampang adalah lingkar perut laki-laki di bawah 90, lingkar perut wanita di bawah 80. Ini baik buat kesehatan, supaya kita tidak ada visceral fat-nya,” kata Budi saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5).
Visceral fat atau lemak viseral adalah jenis lemak yang menumpuk dalam rongga perut dan menempel di organ-organ dalam seperti jantung dan liver. Menurut Budi, lemak ini jauh lebih berbahaya dibanding lemak biasa di bawah kulit karena dapat memicu peradangan di tubuh.
Ilustrasi pria mengalami obesitas. Foto: DimaBerlin/Shutterstock
“Kalau dari situ lebih, dia nempel ke organ, jantung, liver, ini, itu namanya visceral fat. Ini bahaya karena dia mengeluarkan pro-inflammasi, sitokin,”ujar Budi.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan bahwa lemak visceral ini mengeluarkan zat-zat yang bersifat pro-inflamasi, seperti interleukin-6 dan Tumor Necrosis Factor (TNF) alpha, yang bisa merusak organ dari dalam.
Oleh karena itu, Budi menyarankan agar masyarakat menjaga BMI di bawah 24.
Namun, untuk memudahkan pemahaman, ia menyederhanakan ukurannya menjadi lingkar perut pria di bawah 90 cm dan wanita di bawah 80 cm.
Cara ini dianggap lebih mudah dipahami ketimbang menjelaskan angka-angka indeks massa tubuh.
“BMI di bawah 24 kan susah ngomongnya,” tuturnya.
Sebelumnya Budi menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan RI mematok ukuran lingkar pinggang yang normal bagi pria adalah 90 cm ke bawah.