Sampah di Sungai Citarum Capai 3,4 Juta Ton per Tahun, Mayoritas Sisa Makanan

13 Juni 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas dengan menggunakan perahu kayu membersihkan sampah plastik yang mengendap di Sungai Citarum di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (12/6/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas dengan menggunakan perahu kayu membersihkan sampah plastik yang mengendap di Sungai Citarum di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (12/6/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat. Sungai sepanjang 279 km tersebut membentang di 13 kabupaten/kota. Mulai dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor, hingga Kabupaten Bekasi.
ADVERTISEMENT
Daftar 13 kabupaten/kota yang dilewati Sungai Citarum dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Meski begitu, Sungai Citarum tak lebih seperti bak sampah raksasa di mata masyarakat. Pada 2013 lalu, sebuah lembaha nirlaba asal AS, Blacksmith Institute, bahkan memasukkan Sungai Citarum sebagai 10 sungai terkotor di dunia.
Dalam laporan bertajuk 'The Worlds Worst 2013: The Top Ten Toxic Threats' (2013), posisi Sungai Citarum disandingkan dengan Chernobyl, sebuah kawasan di Ukraina yang tercemar gara-gara reaktor nuklir yang meledak pada 26 April 1986 era Uni Soviet.
10 sungai terkotor di dunia. Foto: worstpolluted.org

Sampahnya Capai 3,4 Juta Ton per Tahun

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbulan sampah di Sungai Citarum mencapai 3,4 juta ton sepanjang 2023. Artinya, ada sekitar 9.397 ton sampah yang dibuang di Sungai Citarum setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sebetulnya sudah memiliki perhatian terhadap nasib Sungai Citarum tersebut. Pada 2018 lalu, misalnya, Presiden Jokowi menerbitkan Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Perpres tersebut kemudian menjadi dasar pembentukan Tim Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum, yang selanjutnya disebut Tim DAS Citarum. Nah, Komandan Tim DAS Citarum adalah gubernur Jawa Barat.
Dalam perpres tersebut, Indeks Kualitas Air (IKA) di Sungai Citarum ditargetkan mencapai 60 poin pada 2025. Saat ini, menurut data Satgas Citarum, angka IKA 2023 ada di angka 50,78 poin.
Peta pengelolaan sampah di Sungai Citarum. Foto: Satgas Citarum
Dalam hitung-hitungan KLHK di SIPSN, sampah yang terkelola di Sungai Citarum baru mencapai 37,3 persen. Dari 3,43 juta ton sampah di 2023, baru 1,27 juta ton yang berhasil dikelola.
ADVERTISEMENT

Paling Banyak Sisa Makanan

Banyaknya sampah di Sungai Citarum berasal dari sampah rumah tangga, yaitu mencapai 75,01 persen. Diikuti oleh sampah pasar 21,46 persen.
Sementara itu, sampah yang paling banyak di Sungai Citarum adalah sisa makanan, yaitu mencapai 41,14 persen. Diikuti oleh sampah plastik yang mencapai 21,02 persen.
Menurut Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, penyebab utama penumpukan sampah, yakni sedimentasi dan perilaku buruk masyarakat dalam membuang sampah sembarangan.
Bey juga menekankan pentingnya kedisiplinan masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. Masing-masing kabupaten/kota sudah memiliki aturan yang berisi sanksi bagi siapa pun yang membuang sampah sembarangan.
"Aturan ini perlu didukung dengan kedisiplinan dan kesadaran warga. Kami mohon masyarakat jangan buang sampah sembarangan, buang pada tempatnya. Masyarakat sudah ada aturannya, tapi harus ada buktinya. Kalau seperti ini, bagaimana menindaknya," ujar Bey saat meninjau langsung lokasi pada Rabu (12/6/).
ADVERTISEMENT