Cecep Iskandar piket malam. Menembus gelap, ia menyusuri kompleks Asrama Putra SMA Taruna Nusantara (TN), Magelang. Tugasnya memastikan semua siswa sudah tidur.
Tiba-tiba Cecep melihat cahaya berpendar, meski agak redup, di salah satu graha putra. Ia mempercepat langkahnya. Saat sudah cukup dekat, dari balik jendela, ia melihat seorang pemuda membungkuk, satu tangannya menggenggam senter dan tangan lainnya memegang punggung buku.
“Agus, ngapain kamu?” tanya Cecep.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814