Satryo: Kampus Belum Bisa Tangani Kekerasan, Jangan Terlalu Besar Terima Maba

13 Desember 2024 21:26 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta Pusat, Jumat (13/12). Foto: Alya Zahra/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta Pusat, Jumat (13/12). Foto: Alya Zahra/Kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyoroti kasus kekerasan yang masih sering terjadi di perguruan tinggi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengatakan kampus yang belum memiliki kekampuan untuk mengelola mahasiswa yang banyak, sebaiknya membatasi penerimaan mahasiswa baru (maba).
“Makanya kampus-kampus kalau belum bisa menangani banyak mahasiswa, ya jangan terlalu besar menerima mahasiswa barunya, supaya terkontrol mahasiswa yang ada itu,” kata Satryo kepada wartawan di Kantor Kemendikti Saintek, Jumat (13/12).
Prof. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro, M.Sc., Ph.D. saat pelantikan dan serah terima jabatan Rektor Universitas Indonesia Periode 2024-2029 pada Rabu (4/12/2024). Foto: Dok. Istimewa
Jika perguruan tinggi ingin menerima banyak mahasiswa baru, menurut Satryo, sebaiknya setiap program studi dapat menjamin dan memastikan pelayanan kepada mahasiswa berjalan baik.
“Kalau mungkin terlalu besar, kita minta dari setiap Kaprodi misalnya, Kaprodi untuk memastikan mahasiswanya itu terlayani dengan baik di kampus,” ujar Satryo.
Bukan hanya program studi, Satryo juga meminta kepada pimpinan perguruan tinggi untuk memerhatikan kondisi kampusnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Jadi saya mohonkan pada setiap pimpinan perguruan tinggi, perhatikan betul kondisi mahasiswa yang ada di kampus masing-masing,” ucapnya.
“Jadi jangan terlalu banyak mahasiswa diterima, tidak terurus, akibatnya bisa terjadi gangguan seperti itu,” pungkasnya.