Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Melodi lagu "I Wish It Would Rain Down" mengalun di Gedung Pusat Edukasi AntiKorupsi yang berada di Jalan Rasuna Said C-1, Jakarta Selatan. Lagu itu milik Phil Collins yang dirilis tahun 1989.
ADVERTISEMENT
Yang membawakan lagu itu tak lain Wakil Ketua KPK Saut Situmorang. Lagu itu dibawakan dengan menggunakan saxophone di sela diskusi sebagai rangkaian peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2019.
Bukan tanpa sebab Saut membawakan lagu tersebut. Menurut Saut, lagu itu mengungkapkan harapannya terhadap Perppu KPK agar segera terbit. Seperti Phil Collins yang berharap hujan turun.
"Lagu itu berkesan buat saya tapi banyak kan ya, biasanya kalau kita punya mimpi pengin apa, lagu itu dinyanyikan. Kan Phil Collins bilang, I wish it would rain down gitu kan, pengin apa keinginannya," kata dia di Gedung ACLC KPK, Selasa (10/12).
Saut menganggap lagu itu masih sangat relevan dengan kondisi KPK saat ini. Terlebih usai UU baru disahkan.
ADVERTISEMENT
"Untuk KPK lagu itu masih relevan. Ya saya berharap ya Perppunya turun. Lagunya lagu itu apalagi. Setiap lagu memang terserah kita mau diapain, tapi teksnya kan enggak bisa kita ganti, nadanya bisa berubah. Kalau saya nyanyiin ini yang ada di pikiran saya apa, gitu kan," kata dia.
Selain mengenai Perppu, Saut juga dalam membawakan lagu itu membayangkan penyelesaian kasus penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Sebab, kata dia, menemukan penyiram air keras di kasus Novel bak mencari Atlantis yang ditelan lautan.
"Sehingga, jadi, ya keep our mind tetep fokus di isu antikorupsi, enggak hanya sekedar main (musik). Itu juga tadi saya anggap kita sedang nyari yang nyiram Novel itu siapa sih, mencari Atlantis itu susah banget. Saya rasa itu," pungkas dia.
ADVERTISEMENT