SBY: COVID-19 Tak Perlu Paspor Atau Visa untuk Seberangi Perbatasan Negara

11 Oktober 2020 13:45 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan saat groundbreaking Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan saat groundbreaking Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhyono (SBY) menyoroti soal wabah COVID-19 masih menjangkiti sejumlah negara dunia termasuk Indonesia. Saat menjadi pembicara dalam UNSW ASEAN Conference (UAC), SBY menyinggung begitu mudahnya virus corona pindah dari satu negara ke negara lain.
ADVERTISEMENT
"Ingatlah bahwa COVID-19 tidak membutuhkan paspor atau visa untuk dapat bepergian melintasi perbatasan," ujar SBY dalam pernyataannya, Minggu (11/10).
Mengingat virus corona yang tidak hanya menjangkiti satu negara saja, SBY memandang penting kolaborasi antarnegara dalam upaya memerangi pandemi corona. Kerja sama regional hingga internasional, kata dia, jelas dapat jadi salah satu cara bagi negara khususnya Indonesia untuk lepas dari belenggu permasalahan yang diakibatkan COVID-19.
"Menyadari akan semua masalah dan tantangan ini, saya sangat yakin bahwa solusinya bisa dengan mudah ditemukan melalui kemitraan dan kerja sama, baik secara regional maupun global," tegas SBY.
Oleh karena itu, eks Ketum Partai Demokrat ini menilai vaksin corona keberadaan dan aksesnya wajib dipenuhi oleh seluruh negara saat ini.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat mendukung pendapat WHO bahwa vaksin harus dianggap sebagai kebutuhan global, bukan hanya satu negara tertentu," ucap SBY.
Ketersediaan dana oleh suatu negara, kata SBY, jelas penting dalam upaya memenuhi kebutuhan vaksin bagi seluruh warga dunia di masa pandemi corona ini.
"Akan jadi bencana jika ada negara yang tidak bisa memproduksi dan mendistribusikan vaksin kepada rakyatnya karena kekurangan dana," kata SBY.
"Ini akan memastikan bahwa produksi dan distribusi vaksin lebih akurat, tepat sasaran dan hanya akan berbahaya jika ada negara yang tidak dapat mengakses vaksin tersebut," pungkasnya.