SBY dan Para Pemimpin yang Pernah Disadap

2 Februari 2017 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan presiden RI, SBY. (Foto: Dok. Wikimedia/Senat Rzeczypospolitej Polskiej)
Perkara sadap menyadap terhadap pemimpin negara bukan barang baru dalam dunia intelijen. Tidak hanya mantan presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah disadap, banyak pemimpin negara besar yang juga pernah jadi korban penyadapan.
ADVERTISEMENT
Pengungkapan penyadapan terbesar terjadi pada 2013 saat dokumen rahasia badan intelijen Amerika Serikat, NSA, dibocorkan oleh Edward Snowden ke media dan WikiLeaks.
Dalam bocoran tersebut diketahui NSA bekerja sama dengan badan intel empat negara lainnya untuk menyadap percakapan telepon dan email para pemimpin dan pejabat negara lain.
Edward Snowden (Foto: Reuters/Marcos Brindicci)
Kongsi gelap intelijen ini melibatkan negara-negara yang tergabung dalam Lima Mata, terdiri dari AS, Australia, Selandia Baru, Inggris, dan Kanada. Pada tahun 1946, negara Lima Mata setuju untuk berbagi info intelijen dan berjanji tidak akan memata-matai satu sama lain.
Pada bocoran awal tahun 2013 disebutkan bahwa melalui kerja sama yang kompleks di antara diplomat dan intelijen, Lima Mata telah menyadap 35 pemimpin negara. Tahun 2014 bocoran lainnya menyebutkan ada 122 pemimpin jadi korban penyadapan. Aksi penyadapan salah satunya terjadi terhadap para pemimpin negara dalam KTT G20 di Toronto, Kanada.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri ada 10 pejabat tinggi negara yang disadap, termasuk SBY dan istrinya, Kristiani Herawati. (Baca: Telepon SBY Pernah Disadap Australia)
Nama besar lainnya yang disadap Amerika adalah Kanselir Jerman Angela Merkel. Menurut dokumen bocoran Snowden, selain Merkel ada 69 nomor telepon pejabat tinggi Jerman yang juga disadap.
Angela Merkel. (Foto: Getty Images)
Bocoran dokumen NSA di WikiLeaks kemudian menyebutkan bahwa penyadapan terhadap Kekanseliran Jerman telah lama dilakukan Amerika. Di antara percakapan yang disadap AS adalah pembicaraan Merkel soal krisis finansial internasional pada 2009, pembicaraan telepon dengan putra mahkota Uni Emirat Arab tahun 2009 soal Iran, dan dengan penasihatnya pada 2011 soal krisis Uni Eropa.
Penyadapan ini membuat Merkel meradang dan hubungan Jerman dan AS retak. Pemerintah Jerman juga memutus kontrak dengan perusahaan komunikasi AS, Verizon.
ADVERTISEMENT
Pemimpin negara besar lainnya yang pernah disadap NSA adalah Presiden Brasil Dilma Rousseff. Menurut dokumen bocoran dari Snowden, tidak hanya ponsel Snowden yang disadap, tapi juga 29 pejabat pemerintahan Brasil.
Dilma Roussef, mantan presiden Brasil. (Foto: Commons Wikimedia)
Penyadapan AS bahkan dilakukan terhadap Rousseff saat dia menjabat dewan perusahaan minyak Brasil, Petrobas. Tujuan penyadapan ini adalah masalah ekonomi. Tindakan AS ini lagi-lagi membuat hubungan mereka rusak.
Brasil saat itu membatalkan pertemuan dengan Barack Obama di Washington yang telah direncanakan sejak jauh hari. Rousseff juga membatalkan kontrak pembelian 36 jet tempur dari Boeing senilai 4,5 miliar dolar AS hingga 2020.
NSA juga terungkap telah menyadap tiga presiden Perancis pada 2006 hingga 2012, dari Jacques Chirac, Nikolas Sarkozy hingga Francois Hollande. Tidak hanya pemimpin, NSA juga menyadap para anggota kabinet Perancis dan duta besar Perancis untuk AS.
ADVERTISEMENT
Jacques Chirac, mantan presiden Perancis. (Foto: Commons Wikimedia/Eric Pouhier)
Pemerintah Hollande meradang dan langsung memanggil Duta Besar AS untuk Perancis saat itu, Jane Hartley, untuk meminta penjelasan. Hollande saat itu menangguhkan semua perundingan kerja sama hingga mendapatkan jaminan keamanan dari Amerika Serikat. AS juga harus berjanji tidak akan lagi menyadap Perancis.
Negara tetangga AS, Meksiko, juga marah besar saat tahu presiden mereka saat itu, Felipe Calderon, jadi sasaran penyadapan NSA. Menurut bocoran dokumen Snowden di WikiLeaks, NSA berhasil menyadap server email Calderon dan anggota kabinetnya.
Tidak hanya itu, NSA juga menyadap Enrique Pena Nieto -presiden Meksiko saat ini- ketika dia masih kampanye pemilu. Kasus ini memicu peninjauan kembali kerja sama pertahanan AS dan Meksiko.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto (Foto: Edgard Garrido/REUTERS)
Sebelumnya Calderon memberikan akses bagi agen intel AS di Meksiko untuk membantu memberantas kartel narkotika. Bagi sebagian orang, Calderon yang membiarkan intel AS masuk ke Meksiko ini telah mencederai kedaulatan negara itu.
ADVERTISEMENT
Para pengamat mengatakan sulit untuk terlepas dari jeratan penyadapan di masa sekarang ini. Karena pada dasarnya setiap negara memata-matai satu sama lain, masalahnya apakah ketahuan atau tidak.