Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kita semua tahu ini, tapi yang ingin saya sampaikan adalah, bagaimana seharusnya regional dan internasional menangani krisis besar ini? Dalam pengamatan saya, dunia belum berbuat banyak dan sangat terlambat di awal-awal memerangi pandemi," ucap SBY membuka pidatonya.
SBY menilai, dalam memerangi pandemi COVID-19, tidak cukup hanya dengan menyatukan seluruh negara. Setiap negara juga harus fokus menangani penyebaran virus ini di negaranya masing-masing.
"Setiap negara juga kewalahan menangani urusan di dalam negerinya. Memerangi virus dipandang sebagai persaingan oleh banyak negara. Bahkan, banyak negara mengabaikan kemitraan dan kerja sama," lanjutnya.
SBY lalu mengutip sebuah pepatah, 'jika kamu ingin pergi cepat, pergi sendiri, tapi jika ingin pergi jauh, pergilah bersama-sama.' Dalam masalah ini, menurut SBY, pepatah tersebut bisa digunakan untuk menangani pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Saya bukan seorang pesimistis, saya percaya bahwa umat manusia akan menang. Tapi yang mendesak saat ini, tantangan tersebut tidak bisa diselesaikan hanya dengan membangun tembok. Kita juga harus membangun jembatan. Negara harus menjadi soliter," tutur SBY.
Ia juga menyebut, sebagian besar masyarakat di dunia percaya bahwa vaksin COVID-19 menjadi satu-satunya harapan dan solusi dalam mengatasi krisis saat ini. Namun, hal itu hanya bisa terwujud jika vaksin bisa bekerja dengan efektif dan cepat.
"Artinya, vaksin harus diproduksi massal dengan cepat. Ini bisa terjadi jika vaksin didistribusikan dengan cepat," pungkasnya.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona