SBY soal Trump: Kenapa Tak Jadi Bagian dari Solusi, tapi Tahu Batas Kemampuan

13 April 2025 19:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan penutupan dalam panel diskusi The Yudhoyono Institute di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (13/4/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan penutupan dalam panel diskusi The Yudhoyono Institute di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (13/4/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya pandangan tersendiri soal kebijakan impor Presiden Amerika Donald Trump. SBY menilai, Indonesia harus bergerak sesuai dengan kemampuan, bahkan, bisa jadi solusi atas kondisi dunia saat ini.
ADVERTISEMENT
SBY bersyukur Indonesia bersikap tidak terlalu reaktif menghadapi kebijakan tersebut. Bahkan, masih dapat berpikir rasional dengan menyadari batas kemampuan yang dimiliki negara, sehingga tidak menimbulkan kerugian baru untuk negara.
“Saya bersyukur karena yang dijelaskan oleh para menteri Indonesia tentu termasuk Presiden Prabowo Subianto yang saya dapatkan dari berbagai sumber itu, boleh dikatakan 80% sama dengan apa yang saya pikirkan,“ tutur SBY dalam panel diskusi Yudhoyono Institute, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (13/4).
“[Sebelumnya] saya khawatir kalau Indonesia terlalu reaktif [terhadap kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump], lebih emosional dan kurang rasional ketika kita menyadari kita ini siapa dunia, seperti apa Amerika Serikat. Kita harus tahu kemampuan dan batas kemampuan, kita harus tahu apa yang bisa Indonesia lakukan dan apa yang tidak bisa Indonesia lakukan,” sambungnya.
Momen Silaturahmi Capres dengan suara terbanyak Prabowo Subianto dan Presiden ke-6 RI SBY di Cikeas, Jumat (12/4) malam. Foto: Dok. Istimewa
Langkah yang diambil Indonesia membuat SBY akhirnya berani untuk melepas beberapa tweet mengenai kebijakan tarif impor Trump di media sosial X. Indonesia sendiri memilih untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat untuk mengurangi tarif tersebut. Berbeda dengan negara lain, seperti China, yang memilih untuk menaikkan tarif impor kepada AS sebesar 125 persen.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu saya melepas tweet hanya beberapa butir tweet yang merupakan dukungan saya kepada pemerintah Indonesia karena saya pandang tepat, kemudian juga bertepatan dengan gonjang-ganjing pasar modal dan pasar valuta asing, “ ujarnya.
SBY berpandangan untuk tetap mendukung otoritas moneter yang dilakukan pemerintah dalam memenangkan persaingan dagang internasional.
Menurutnya, Indonesia juga perlu melakukan antisipasi dalam mempersiapkan sikap diplomasi terhadap berbagai konflik ekonomi dan geopolitik yang tengah terjadi di dunia internasional. Sehingga Indonesia siap dalam menghadapi berbagai risiko terburuk.
“Chaos yang terjadi di dunia ini bukan hanya berkaitan dengan ekonomi tapi juga berkaitan dengan geopolitik dan keamanan internasional. Oleh karena itu yang paling tepat menurut saya selama Indonesia berjaga-jaga melakukan antisipasi mempersiapkan segalanya. Jika yang terburuk datang Indonesia sudah siap,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Namun, SBY menilai, Indonesia tetap harus bergerak dengan segala kemampuan yang ada. Bisa jadi, Indonesia jadi solusi atas kondisi global saat ini.
"Mengapa tidak, kalau kita menjadi bagian dari solusi, say something, do something once again, agar ini tidak makin menjadi-jadi. Paham, kita juga memiliki batas kemampuan, tapi why not, nice try, untuk apa yang bisa kita lakukan menyelamatkan perekonomian dunia yang dipicu dari perang tarif dan perang dagang sekarang ini," ucap SBY.