Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Sebelum Viral, Dokter G Sudah Mediasi dengan Keluarga yang Duga Vaksin Kosong
24 Januari 2022 19:40 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kasus dokter G, vaksinator yang diduga menyuntik vaksin kosong ke siswa SD di Medan viral, pada Kamis (20/1). Usai kejadian itu, dokter G diperiksa Polda Sumut. Proses penyelidikan masih berlanjut hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Dokter G mengatakan persoalan ini sebenarnya sudah ia jelaskan pada, Selasa (18/1) pukul 17.00 atau sehari setelah kegiatan vaksinasi kepada keluarga siswa SD yang memvideokan proses vaksinasi itu. Saat itu pihak keluarga dan dia sudah dimediasi oleh kepolisian.
“Apa yang saya suntik benar adalah suntikan yang telah berisi vaksin yang telah diisi oleh perawat W ke dalam spuit (jarum suntik), namun apabila pihak keluarga masih belum yakin, dapat diberikan suntikan ulang kembali,” ujar G melalui keterangan tertulisnya, Senin (24/1)
Kata dia saat mediasi, pihak keluarga menolak anaknya disuntik kembali, lantaran merasa suntikan dokter G sudah sesuai prosedur.
ADVERTISEMENT
“Jadi tidak diperlukan lagi suntikan ulang. Dan keluarga menerima penjelasan dan klarifikasi (itu),”ujarnya
Dokter G mengatakan kegiatan vaksinasi digelar di SD Wahidin, Kecamatan Labuhan Deli, Kota Medan, Senin (17/1). Awalnya dia mejadi vaksinator di sana bermula dari informasi Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), Rudi Sambas, di grup WhatsApp, Sabtu (15/1).
Saat itu sedang dibutuhkan tenaga dokter vaksinator untuk memberikan pelayanan vaksin di Medan Labuhan yang diselenggarakan oleh Polsek Medan Labuhan bekerja sama dengan Pihak Sekolah SD Wahidin dan RSU Delima Martubung.
“Atas informasi tersebut, saya dan beberapa teman sejawat saya, menyatakan berkeinginan untuk mensukseskan memberikan pelayanan vaksin bagi anak-anak, ”katanya.
Kata dokter G, vaksin yang digunakan bersumber dari Polres Medan Labuhan bermerek Sinovac.
ADVERTISEMENT
Selama pelayanan suasana begitu ramai, ada 460 siswa yang harus divaksin. Mereka juga didampingi oleh orang tua dan wali masing-masing.
“Sehingga saya tidak mengetahui dan tidak sadar selama pelayanan ada pihak yang mengambil gambar atau merekam. Hal ini tidak saya permasalahkan karena sifatnya untuk dokumentasi, kenangan – kenangan,” ujarnya.
Lalu kata G untuk mempercepat pelayanan vaksinasi, dia berbagi tugas dengan perawat inisial W yang berada di belakangnya. Dokter G ini yang menyuntik ke siswa SD, sedangkan W memasukkan vaksin dalam spuit yang sudah disediakan.
“Selama pelayanan penyuntikan vaksin sesuai yang terlihat dalam video yang beredar, saya mengambil spuit 0,5 CC yang berada di sisi kanan belakang saya dan saya yakini bahwa spuit itu sudah diisi/terisi, vaksin yang dimasukkan oleh perawat W yang posisi berada di belakang saya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Terpisah Kapolda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi saat dikonfirmasi soal mediasi antara ke dua pihak belum memberikan jawaban.