Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
TNI secara resmi mengumumkan status kapal selam KRI Nanggala telah tenggelam atau subsunk. Meski begitu, pencarian tak berhenti. Asa untuk menemukan 53 awak yang diharapkan masih selamat juga terus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Tim pencari berhasil menemukan sejumlah barang-barang milik KRI Nanggala 402 mulai dari serpihan torpedo hingga alas salat. Dari temuan ini secercah harapan soal keselamatan awak kapal kembali muncul.
Meski diduga berada di kedalaman 850 meter, ada kompartemen dalam kapal selam yang diduga kuat tidak kemasukan air walau dalam kondisi tenggelam.
"Masuk airnya kemungkinan ada. Tapi ada kemungkinan ada bagian kabin yang air enggak masuk. Air itu bisa ada bagian enggak masuk [kabin]. Jadi di dalam ruang itu dibagi kompartemen. Anggota sempat tutup [sehingga] ada kemungkinan enggak kemasukan air," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu (24/4).
Selain itu, KRI Nanggala juga diduga tidak mengalami black out seperti yang disampaikan sebelumnya. KSAL Laksamana TNI Yudo Margono menyebut, prajurit Kopaska masih menerima sinyal peran perang dari kapal selam. Kalau kondisi black out, tak mungkin kapal bisa mengirim sinyal itu.
ADVERTISEMENT
"Isyarat-isyarat peran tempur, peran menyelam itu masih bisa terdengar dari kapal penjejak Kopaska yang berada di jarak 50 meter," ucap Yudo Margono.
Kabar ini setidaknya memberi napas panjang dalam harapan untuk menemukan awak yang selamat. Cadangan oksigen dalam keadaan black out memang hanya 72 jam setelah dinyatakan hilang atau submiss. Dan batas waktu itu sudah terlewati pada Sabtu sekitar pukul 03.00. Tapi beda lagi bila ternyata suplai listrik masih tersedia.
"Kalau kapal blackout bisa hanya 72 jam. Kalau kelistrikan hidup bisa sampai 5 hari," kata Yudo.
Tak hanya itu, prajurit Korps Hiu Kencana memang sudah dilatih untuk dapat bertahan dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun. Termasuk cara untuk menghemat oksigen selama di dalam kapal selam.
ADVERTISEMENT
"Mereka pasti melakukan prosedur penghematan oksigen. Caranya dengan tidur dan mengurangi aktivitas di dalam kapal. Itu prosedur yang dilakukan prajurit," kata Kadispenal Laksamana Pertama Julius Widjojono, kepada wartawan, Sabtu (24/4).
Meski sudah dinyatakan tenggelam, upaya untuk menemukan badan kapal selam masih terus dilakukan. Segala daya upaya dikerahkan untuk bisa mengangkat badan kapal atau mengevakuasi 53 awak yang mungkin masih selamat.
Di perairan Bali masih siaga berbagai KRI, termasuk KRI Rigel yang punya kemampuan sonar guna mendeteksi benda bawah air. Belum lagi tambahan kekuatan dari negara tetangga seperti kapal evakuasi kapal selam milik angkatan bersenjata Singapura dan Malaysia.
Tak hanya itu, Amerika Serikat secara khusus mengirim pesawat Poseidon. Pesawat ini memiliki kemampuan pendeteksi kapal selam.
ADVERTISEMENT
Dengan segala kondisi yang ada, harapan agar para awak kapal selam KRI Nanggala selamat tetap harus terus dijaga.
****
Saksikan video menarik di bawah ini:
ADVERTISEMENT