Sejak 2003 Mustopa Kirim Surat ke Pemda-Presiden, Minta Diakui Sebagai Nabi

5 Mei 2023 19:59 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jumpa pers pengungkapan kasus penembakan Kantor MUI Pusat di Polda Metro Jaya, Jumat (5/5/2023). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers pengungkapan kasus penembakan Kantor MUI Pusat di Polda Metro Jaya, Jumat (5/5/2023). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya menyebut Mustopa NR (60) pelaku penembakan di Kantor MUI, Jakarta Pusat, sudah sering mengirimkan surat agar diakui sebagai wakil nabi ke beberapa kantor pemerintahan sejak 2003 silam.
ADVERTISEMENT
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, hal ini ditemui dari hasil pemeriksaan pihaknya terhadap sejumlah saksi.
"Bahwa kita dapatkan tersangka ini sudah mulai nulis surat yang ditujukan ke pemerintah daerah mulai dari kecamatan, kabupaten, provinsi, sampai presiden sejak 2003," ujar Hengki dalam jumpa pers, Jumat (5/5).
Penangkapan pelaku penembakan di MUI. Foto: Dok. Istimewa
Surat yang dikirimkan tersebut, kata Hengki, rupanya tidak diketik sendiri oleh Mustopa lantaran dia tak bisa mengoperasikan komputer.
"Jadi caranya yang bersangkutan tulis tangan kemudian didiktekan kemudian diketik di rental komputer yang jaraknya 100 meter dari rumahnya," ungkapnya.
"Setiap surat dibayar masing-masing Rp 5 ribu yang ditujukan ke MUI Pusat," sambung Hengki.
Surat ancaman diduga milik Mustofa, pelaku penembakan di gedung MUI, yang beredar. Foto: Dok. Istimewa
Mustopa NR sebelumnya melakukan penembakan di kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa (2/5). Mustopa ingin mendapatkan pengakuan sebagai wakil nabi.
ADVERTISEMENT
Akibat perbuatannya dua orang di kantor MUI mengalami luka-luka. Usai melakukan penembakan, Mustopa kemudian dinyatakan meninggal dunia lantaran terkena serangan jantung.