Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Sejarah Panjang May Day, Dari Chicago ke Jakarta
1 Mei 2017 9:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Hari ini ratusan ribu buruh akan turun ke jalan-jalan kota besar di Indonesia, aksi yang sama juga akan digelar di seluruh dunia. Dikenal dengan nama May Day, setiap tanggal 1 Mei adalah saat para buruh menyuarakan aspirasi mereka, menuntut perbaikan kesejahteraan.
ADVERTISEMENT
Merunut sejarahnya, aksi ini pertama kali dimulai di Amerika Serikat, pada tahun 1880-an. Saat itu para buruh menuntut perubahan jam kerja. Aksi tersebut berlangsung rusuh selama berhari-hari menewaskan empat orang.
Peristiwa yang terjadi pada tanggal 1 Mei itu kemudian dikenang sebagai aksi perlawanan buruh melawan para pemilik usaha. Sejak saat itu, setiap tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional.
Menilik lebih jauh, tanggal 1 Mei sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan perkara perburuhan. Menurut sejarah, May Day adalah hari libur kaum pagan kuno untuk menandai permulaan musim panas. Di Mesir dan India kuno, 1 Mei dirayakan sebagai festival musim semi.
May Day juga dirayakan oleh bangsa Romawi dalam festival Floralia untuk menghormati Flora, dewi musim semi. Ketika bangsa Romawi memperluas kekuasaannya, tradisi ini menyebar ke banyak wilayah.
ADVERTISEMENT
Ketika tradisi ini masuk ke negara-negara Barat seperti Inggris dan Amerika, May Day mengalami perubahan bentuk. Di Inggris abad pertengahan, selebrasi May Day menjadi acara tari-tarian mengelilingi tiang kayu yang dihiasi oleh bebungaan, atau yang dikenal dengan acara Maypole.
Kemudian para buruh di Amerika Serikat pada 1 Mei 1886 menggelar aksi protes nasional, menuntut 8 jam kerja setiap hari. Sebelumnya, buruh bekerja selama 10 jam setiap harinya.
Aksi ini diikuti oleh 50 ribu buruh, salah satu yang terbesar adalah di di alun-alun Haymarket Chicago. Aksi di Chicago berujung bentrok antara buruh dan polisi, menewaskan empat orang.
Untuk menghormati mereka yang tewas, Konferensi Sosialis Internasional tanggal 1 Mei ditetapkan sebagai Hari Buruh Internasional. Di AS, Hari Buruh ditetapkan sebagai hari libur nasional pada 1894.
ADVERTISEMENT
Hari Buruh di Indonesia
Peringatan Hari Buruh juga sampai di Indonesia. Namun kepemimpinan Presiden Soeharto di era Orde Baru mengidentikkan Hari Buruh sebagai gerakan komunis yang terlarang.
Soeharto menghilangkan aksi May Day pada 1967 dan mengganti nama Kementerian Perburuhan dengan Departemen Tenaga Kerja. Soeharto juga menggabungkan seluruh serikat buruh Nusantara ke dalam satu wadah, yaitu Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) yang kemudian menjadi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI).
Sayangnya, FSBI ini mirip birokrat karena dianggap dekat dengan pemerintah. Kesejahteraan buruh saat itu juga tidak mengalami banyak perubahan.
Aksi ribuan buruh di Indonesia kembali terjadi usai masa reformasi, tepatnya pada 1 Mei 2000. Saat itu aksi mogok para buruh berlangsung selama 1 minggu penuh, membuat para pengusaha ketar-ketir.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, peringatan 1 Mei ditandai oleh aksi turun ke jalan ribuan buruh dari Jabodetabek ke Jakarta. Aksi ini memicu kemacetan panjang, apalagi ketika buruh memblokade jalan tol. Ditambah lagi bentrokan antara buruh dan aparat.
Barulah pada tahun 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional.
Tidak melulu kisruh
Hari Buruh Internasional tidak melulu diwarnai dengan kekerasan. Di beberapa negara, May Day dirayakan dengan festival penuh keceriaan.
Salah satunya di Seattle yang diwarnai dengan konser musik, atau di Minneapolis dengan aksi parade kostum serta kendaraan warna-warni. Namun, perayaan ini tetap digelar untuk menyuarakan aspirasi buruh.