Sekjen MUI Anwar Abbas Setuju Orang Kaya Nikahi Orang Miskin

20 Februari 2020 9:52 WIB
Ilustrasi buku nikah. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku nikah. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko PMK Muhadjir Effendy menyarankan Menteri Agama Fachrul Razi mengeluarkan fatwa atau peraturan tentang pernikahan berdasar status ekonomi alias orang kaya menikahi orang miskin. Hal itu, kata dia, bisa mengurangi tingkat kemiskinan di negeri ini.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyambut positif usulan tersebut. Anwar menyebut semangat dari ide ini adalah saling tolong menolong antara orang kaya terhadap orang miskin.
Menurut Anwar, saat ini masih banyak keluarga miskin, khususnya janda-janda yang harus mengurusi anak-anaknya. Menurutnya, apabila ada laki-laki kaya yang mau menikahi dan menafkahi janda-janda miskin maka itu langkah yang baik.
"Ada sebuah semangat di situ ya, karena banyak sekali keluarga miskin, ada sekali janda-janda yang ditinggal suaminya. Mereka harus mengurusi anak, sementara harus mengurus anak, harus juga mencari nafkah. Kalau misalnya orang kaya yang suka kepada dia, dan dia suka laki-laki, kayak itu ya bagus," kata Anwar saat dihubungi kumparan, Rabu (19/2).
ADVERTISEMENT
"Jadi keluarga miskin akan terangkat jadi kaya, jumlah orang miskin jadi sedikit," lanjutnya.
Sekjen MUI Anwar Abbas. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Namun menurutnya, muncul permasalahan apabila laki-laki kaya yang ingin menikahi janda sudah beristri. Menurut Anwar, apakah rela istri-istri orang kaya tersebut dimadu?
Selain menikahi janda, laki-laki kaya juga bisa menikahi anak gadis dari keluarga miskin.
"Dia keluarga miskin belum punya suami, lalu dikawin oleh orang kaya, anak gadis yang miskin dikawin oleh orang kaya (jadi ikut kaya)," jelasnya.
Yang jelas secara ide dan konsep, Anwar mendukung usulan orang kaya menikahi orang miskin karena dapat membantu mengentaskan kemiskinan. Selain itu Anwar mengatakan, perputaran harta orang kaya jadi tidak hanya berputar di lingkaran orang kaya saja.
ADVERTISEMENT
"Ini ada dua ranah, ranah konsep bagus, kemiskinan bisa terentaskan. Kedua, terjadi pemerataan, kekayaan tidak berputar di situ saja," ujarnya.