Sekolah dan Rumah Ibadah Terdampak Gempa Banten Jadi Prioritas Pembangunan

18 Januari 2022 16:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy saat meninjau lokasi terdampak gempa di Pandeglang. Foto: Dok. Humas Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy saat meninjau lokasi terdampak gempa di Pandeglang. Foto: Dok. Humas Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
Menko PMK, Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah akan memprioritaskan pembangunan sekolah hingga rumah ibadah yang terdampak gempa bumi 6,6 magnitudo di Pandeglang, Banten.
ADVERTISEMENT
Sekolah dan rumah ibadah dipilih pemerintah untuk diprioritaskan pembangunannya. Hal itu dimaksudkan Muhadjir untuk tak menghambat proses belajar mengajar yang terjadi di wilayah tersebut.
Setelah rampung membenahi kerusakan di dua fasilitas prioritas itu, nantinya pemerintah akan melanjutkan kembali pembangunan di beberapa sarana prasarana yang terdampak gempa Banten.
"Kita akan terus memperbaiki sarana prasarana umum yang memang dibutuhkan sangat mendesak yaitu untuk kegiatan belajar mengajar. Karena itu sekolah dan Madrasah akan kita prioritaskan untuk segera diperbaiki di samping Puskesmas dan masjid tempat ibadah," ujar Muhadjir dalam konferensi pers yang digelar secara virtual yang ditayangkan kanal YouTube Kemenko PMK RI, Selasa (18/1).
Petugas sekolah melihat kondisi ruang kelas yang rusak akibat gempa di SDN Kerta Mukti, Sumur, Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
"Kemudian baru sarana umum yang lain yang sementara bisa kita tunda atau kita nomor duakan setelah sarana yang betul-betul dibutuhkan terutama untuk menjamin proses belajar mengajar di sekolah dan Madrasah bisa berjalan dengan baik," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain sekolah dan rumah ibadah, Muhadjir mengatakan pemerintah setempat juga mengusulkan kepada pemerintah untuk menyediakan lokasi relokasi bagi sejumlah kepala keluarga.
Relokasi dibutuhkan, kata Muhadjir, dikarenakan masyarakat tersebut diketahui kini mendiami daerah yang berada pada garis patahan yang sangat rentan akan terjadinya bencana.
"Ada beberapa usulan dari ibu Bupati Pandeglang terutama adalah yang berkaitan dengan kemungkinan relokasi beberapa kepala keluarga untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman, karena kebetulan tempat permukimannya adalah tergolong garis patahan yang sangat rentan akan terdampak bencana. Apalagi nanti kalau kemungkinan terjadi apa itu yang disebut dengan megathrust," ucap Muhadjir.
Untuk mewujudkan rencana itu, Muhadjir menyatakan pemerintah nantinya akan melibatkan kementerian lembaga terkait yang berkaitan dengan proses relokasi.
Siswa memindahkan peralatan belajar mengajar ke tenda darurat di MTs Mathlahul Anwar Sumur, Pandeglang, Banten, Senin (17/1). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
"Karena itu ini akan akan menjadi agenda kita untuk kita bicarakan dan tentu saja akan melibatkan kementerian-kementerian terkait terutama karena kita juga membutuhkan lahan untuk relokasi. Mungkin juga dengan Kementerian Kehutanan ataupun Kementerian ATR," kata Muhadjir.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Banten diguncang gempa berkekuatan 6,7 magnitudo pada Jumat (14/1) sore. Kekuatan gempa kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 6,6 magnitudo dengan kedalaman 40 kilometer.
Lokasi gempa berada di 52 kilometer barat daya Sumur, Banten. Tepatnya, di laut selatan Ujung Kulon. Meski titik gempa berada di Banten, namun guncangannya terasa hingga daerah sekitarnya seperti Jakarta hingga Bandung.
Gempa ini mengakibatkan puluhan fasilitas umum rusak. Selain itu ratusan rumah warga juga rusak, menyebabkan ratusan KK mengungsi. Berdasarkan data terakhir, ada sekitar 48 Kecamatan dan 166 kelurahan yang terdampak gempa itu. Di mana yang terparah terdampak gempa adalah di Kecamatan Sumur, Cikesik, Simangu, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak.