Selain Depresi Utang Pinjol, Ibu di Semarang Bunuh Anak karena Tabungan Habis

17 Mei 2022 20:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi saat jenazah KA (4) saat ditemukan disamping ibu kandungnya di sebuah kamar hotel di Kota Semarang. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi saat jenazah KA (4) saat ditemukan disamping ibu kandungnya di sebuah kamar hotel di Kota Semarang. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Polisi mengungkap fakta baru dalam kasus pembunuhan terhadap anak berusia 4 tahun di Semarang. Anak itu dibunuh ibu kandungnya di sebuah kamar hotel.
ADVERTISEMENT
Pelaku bernama Riska Sofianasari (34) sebelumnya disebut, membunuh anaknya karena depresi akibat terjerat pinjaman online.
Belakangan terungkap Riska juga depresi akibat menghabiskan uang tabungan senilai Rp 1,25 miliar untuk berlibur.
"Ditemukan fakta baru, motif kalau kalau kemarin hanya pinjol senilai Rp 38 juta ternyata di balik itu ada permasalahan lebih besar, dia dipercaya suami pegang deposito senilai Rp 1,25 M dan ternyata habis dipakai untuk berwisata," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lombantoruan, Selasa (17/5).
Ia menjelaskan, uang miliaran rupiah itu merupakan gabungan uang suami dan pelaku saat ia bekerja sebelum menikah. Namun, uang itu terus dipakai oleh pelaku sejak 2019-2022.
"Jadi dia jalan-jalan dan itu sebenarnya liburan keluarga cuma dia modusnya membohongi suami seolah liburan yang mereka lakukan itu harga promo. Ternyata harga normal dan uang dari deposito," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Pelaku yang takut suaminya mengetahui uang deposito itu telah habis, akhirnya memutuskan bunuh diri dan membunuh anaknya.
Upaya bunuh diri itu gagal, namun sang anak tewas terbunuh.
"Karena yang bersangkutan takut diketahui oleh suaminya makanya ketika dia berangkat ke hotel kemarin sama anaknya di situ mulai timbul keinginan bunuh diri maupun bunuh anaknya," kata Donny.
Rizka Sofianasari (34), tersangka pembunuhan anak kandungnya karena terlilit utang Pinjol di Semarang. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan