Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Semangat Kakek Dani Jual Buah Keliling Meski Sebagian Tubuhnya Kaku
21 Juni 2018 15:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Ayunan langkah kakinya sudah tak gesit lagi. Namun laki-laki berusia senja itu tetap semangat menjajakan buah dagangannya.
ADVERTISEMENT
Dia adalah Mardani atau biasa dipanggil Engkong Dani. Sejak tahun 1970 Engkong Dani sudah berjualan buah keliling. Tak ada gerobak atau kendaraan yang membantu mobilitas Engkong Dani. Hanya ada dua buah keranjang dan satu kayu yang biasa digunakan untuk memikul dagangan buah-buahannya.
Setiap pagi tubuh rentanya itu memikul dagangan buah menyusuri jalan di sekitar perumahan Intercon, Jakarta Barat. Sesekali Dani berhenti dan duduk dipinggir jalan untuk menunggu pembeli yang datang menghampirinya. Sekujur kaki dan tangan Dani sebelah kanan kaku karena sakit yang tidak ia ketahui.
Saat ditemui kumparan, Dani menceritakan dia telah berjualan buah keliling sejak 48 tahun lalu. Namun tidak hanya buah-buahan saja yang pernah ia jual, sayuran pun juga Dani jajakan demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
ADVERTISEMENT
"Dulu awal mula jualan, dagang buah, tapi juga pernah jualan sayuran keliling juga," ujar Mardani kepada kumparan, Rabu (20/6).
Sesekali, Dani diantar dan dijemput anaknya menuju Intercon, Jakarta Barat, untuk menjajakan barang dagangannya. Bila anaknya tidak mengantar dan menjemput, Dani mengandalkan ojek di sekitar rumahnya untuk mengantarnya berjualan. Dani mengaku sudah tidak kuat bila harus berjalan kaki dari rumahnya menuju tempat ia berjualan.
"Itu kan lumayan jauh, dengan keadaan seperti ini udah enggak kayak dulu, sudah kurang sanggup. Jadi anak pertama kalau pagi suka nganter, pulangnya naik ojek, tapi kadang juga dijemput anak atau mantu," ucapnya.
Pria kelahiran tahun 1950 ini baru tiga tahun berjualan buah di sekitar perumahan Intercon, sebelumnya ia menjajakan sayur kangkung dan bayam di Petukangan, Jakarta Selatan.
Dani mendapat pasokan buah dari tetangganya saat ia pindah ke rumah Ibunya yang berada di Jalan Haji Lebar, Meruya Selatan. Melihat Dani yang masih semangat untuk berjualan meski dengan keterbatasan fisiknya, tetangganya itu memberi kepercayan Dani untuk menjual buah-buahan miliknya.
ADVERTISEMENT
Walau usianya sudah tidak muda lagi, ia lebih memilih bekerja dibanding berdiam diri di rumah. Dalam sehari, Dani bisa membawa pulang uang kurang lebih Rp 200 ribu. Namun ia hanya bisa mengantongi uang Rp 50.000, sisanya ia berikan untuk pemasok buah.
Untungnya, pria asli Jakarta ini tinggal di rumah milik Ibunya. Sehingga dia tidak perlu lagi membayar sewa tempat tinggal setiap bulannya.
Dani kerap kali disarankan oleh saudaranya untuk berhenti berdagang karena konisi fisiknya yang sudah lemah. Tetapi Dani selalu menolak hal tersebut, dan tetap berkesikeras untuk berjualan.
"Enakan dagang daripada di rumah, cuma tidur-tiduran. Kalau dagang saya bisa ketemu banyak orang. Kalu di rumah bosan, kakinya jadi keram, kalau dipakai untuk dagang kakinya bisa jalan," papar Dani sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
Saat usiannya 20 tahun keadaan kaki dan tangan Dani sebelah kiri tidak seperti orang normal pada umumnya. Ia mengalami kecelakaan saat ia bermain bola.
Kaki dan tangan Dani menjadi kaku dan tidak bisa digerakkan sampai ia harus dirawat selama 3 bulan. Keluarganya juga sampai menjual tanah, untuk penyembuhan Dani, namun kaki dan tangannya tidak dapat kembali normal sampai sekarang.