Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Serangan drone Israel melukai dua orang warga di Lebanon pada Rabu (5/3). Keterangan pejabat setempat serangan itu menargetkan sebuah mobil di selatan.
ADVERTISEMENT
Laporan kantor berita Lebanon (NNA) lokasi serangan Israel tak jauh dari posisi pasukan penjaga perdamaian PBB berada.
“Pesawat nirawak Israel melancarkan lebih dari satu serangan terhadap sebuah kendaraan di Ras Naqura, dekat tempat pembuangan sampah,” jelas NNA seperti dikutip dari AFP.
"Dua saudara kandung yang sedang mengumpulkan besi tua terluka dan dibawa ke rumah sakit,” sambung dia.
Atas peristiwa tersebut Israel bereaksi. Mereka berdalih serangan menargetkan pihak yang melanggar kesepakatan gencatan senjata antara Israel-Hizbullah.
"Sebelumnya hari ini, sejumlah tersangka diidentifikasi tengah memuat senjata ke kendaraan di wilayah Naqura di Lebanon selatan," kata Pemerintah Israel.
"Aktivitas para tersangka merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kesepahaman antara Israel dan Lebanon," sambung mereka.
Serangan hari Rabu terjadi sehari setelah militer Israel menewaskan seorang komandan angkatan laut Hizbullah di selatan Lebanon. Israel menuduh militan yang terbunuh itu melanggar gencatan senjata 27 November.
ADVERTISEMENT
Gencatan senjata yang dimaksud adalah penghentian saling serang antara Israel dan Lebanon yang pecah dalam setahun terakhir. Hizbullah menyerang Israel sebagai solidaritas terhadap Hamas.
Akan tetapi meski gencatan senjata disepakati Israel tidak menarik pasukannya dari Lebanon. Padahal dalam kesepakatan gencatan senjata Israel wajib menarik pasukan dari Lebanon pada 18 Februari 2025.
Israel malah menempatkan pasukannya di lima lokasi yang dipandang strategis. Pekan lalu Menhan Israel, Israel Katz, menyatakan pasukan mereka akan berada di Lebanon tanpa batas waktu tertentu.