Serangan Drone RSF Gempur Rumah Sakit di Sudan, 70 Orang Tewas

26 Januari 2025 15:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota 'sel keamanan gabungan' yang terdiri dari berbagai layanan militer dan keamanan yang berafiliasi dengan tentara Sudan, mengacungkan senapan saat parade di kota Gedaref, Sudan, Minggu (28/7/2024). Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Anggota 'sel keamanan gabungan' yang terdiri dari berbagai layanan militer dan keamanan yang berafiliasi dengan tentara Sudan, mengacungkan senapan saat parade di kota Gedaref, Sudan, Minggu (28/7/2024). Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Rumah Sakit Pendidikan Ibu Saudi di El Fasher, Sudan, diserang. Akibatnya, 70 orang tewas dan 19 lainnya luka-luka.
ADVERTISEMENT
Serangan terjadi di tengah perang saudara yang semakin intensif di negara itu.
Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, gempuran terjadi saat rumah sakit dipenuhi pasien.
Pejabat setempat menuduh Rapid Support Forces (RSF) sebagai otak serangan drone tersebut.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP/FABRICE COFFRINI
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga sebelumnya memperingatkan kemungkinan eskalasi setelah RSF mengultimatum pasukan Sudan untuk meninggalkan El Fasher dalam 48 jam.
“Serangan mengerikan terhadap Rumah Sakit Saudi di El Fasher, Sudan, menyebabkan 19 orang cedera dan 70 orang meninggal di antara pasien dan pendamping,” tulis Tedros di platform X, Sabtu (25/1).
RS tersebut merupakan satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di kota El Fasher.
Di hari yang sama, fasilitas kesehatan di Al Malha juga diserang.
Ilustrasi pasien di sebuah rumah sakit Sudan. Foto: AFP
El Fasher, ibu kota Darfur Utara, telah dikepung RSF sejak Mei 2024. Warga sipil menghadapi kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia dalam pengepungan berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
“Sejak Mei, warga El Fasher mengalami penderitaan luar biasa di bawah pengepungan yang semakin genting,” kata Clementine Nkweta-Salami, pejabat PBB untuk Sudan.
Namun, RSF belum mengakui serangan ini.
Sudan dilanda perang sejak April 2023, ketika militer Sudan yang dipimpin Jenderal Abdel-Fattah Burhan bentrok dengan RSF.
Konflik ini telah menewaskan lebih dari 28.000 orang dan membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Kelompok paramiliter RSF memiliki sejarah kekerasan di Sudan, termasuk keterlibatan dalam genosida Darfur pada awal 2000-an. Kelompok ini kembali dituduh menyerang kelompok etnis Afrika dalam perang yang masih berlangsung.
Pada 7 Januari lalu, Amerika Serikat (AS) menetapkan RSF melakukan genosida di Darfur dan menjatuhkan sanksi kepada pemimpin kelompok tersebut.