Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Serba-serbi Sidang Tahunan: Megawati-SBY Absen hingga Permintaan Maaf Jokowi
17 Agustus 2024 7:53 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Presiden Jokowi telah menuntaskan pidato terakhirnya sebagai presiden Indonesia pada Sidang Tahunan MPR/DPR , Jumat (16/8). Ada beberapa hal menarik terjadi selama sidang tersebut, mulai dari tak hadirnya presiden ke-5 dan ke-6, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pantun ketua MPR, Bambang Soesatyo hingga permintaan maaf Jokowi.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan rangkum beberapa peristiwa menarik dalam sidang tersebut:
Megawati-SBY Tak Hadiri Sidang Tahunan DPR/MPR
Ini adalah kali pertama Megawati tak menghadiri sidang tahunan DPR/MPR selama periode pemerintahan Presiden Jokowi. Megawati dikabarkan memilih menghadiri acara lain.
"Beliau ada acara lain," kata putri Megawati, Puan Maharani, di kompleks parlemen, Jumat (16/8).
Tak hanya Megawati, SBY juga berhalangan hadir. Ia menghadiri acara syukuran 1 tahun museum dan galeri 'SBY*Ani' di Pacitan.
Sementara Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno hadir dalam sidang tahunan. Begitu juga dengan Wapres ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla dan Wapres ke-11 Boediono.
Puan Singgung Pelaksanaan Pemilu: Apa Pemilu Sekarang Sudah Jujur dan Adil?
Ketua DPR RI, Puan Maharani menyampaikan pesannya pada sidang tahunan DPR/MPR. Ia mempertanyakan aspek pemilu yang jujur, bebas, langsung dan adil.
ADVERTISEMENT
Puan mengatakan, perjalanan Pemilu Indonesia sudah sangat panjang. Namun ia mempertanyakan apakah Pemilu sudah berjalan dengan jurdil.
"Pengalaman demokrasi sudah panjang. Pemilu telah dilaksanakan berkali-kali, bahkan sebelum era reformasi pemilu juga sudah dilaksanakan, dan rakyat juga memberikan pilihannya melalui Pemilu. Apakah Pemilu saat itu memenuhi syarat-syarat pemilu yang bebas, jujur dan adil?" kata Puan di Gedung DPR, Jumat (16/8).
Bagi Puan, ini adalah tanggung jawab bersama partai politik segenap elite-elite nya untuk mencapai demokrasi yang berkualitas. Termasuk menjunjung tinggi etika politik.
"Etika politik yang sama juga menuntut pemilu dilaksanakan dengan memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menjalankan kedaulatannya," ujar Puan.
Pantun Bamsoet Buat Prabowo di Sidang Tahunan: Dari Kertanegara ke Istana
Ketua MPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyelipkan pantun dalam pidatonya pada sidang tahunan DPR/MPR. Pantunnya dialamatkan bagi visi Indonesia Emas 2045, dan kepada Presiden Terpilih, Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
"Dari kertanegara ke istana Melalui perjuangan yang tiada tara. Semoga visi misi Prabowo-Gibran terlaksana untuk Indonesia emas 2045," kata Bamsoet membacakan pantunnya.
Dia juga mengucapkan selamat kepada Prabowo yang sudah sah terpilih menjadi Presiden ke-8 menggantikan Presiden Jokowi.
"Pergi ke solo makan soto Pulangnya ke Senayan. Selamat kepada bapak prabowo subianto menjadi Presiden Republik Indonesia ke-8," tambah politikus Golkar itu yang disambut tepuk tangan para hadirin.
Pidato Terakhir Jokowi: Harapan Pada Prabowo dan Permohonan Maaf Bagi Hati yang Kecewa
Pada pidatonya yang terakhir, Presiden Jokowi mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto, telah terpilih menjadi presiden ke-8 Republik Indonesia. Ia juga menyampaikan, tahun depan, Prabowo akan menggantikannya berbicara di podium sidang tahunan DPR/MPR.
Tak lupa, ia menyampaikan asa nya kepada Prabowo.
"Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada pemerintahan periode mendatang," ucap Jokowi yang mengenakan pakaian adat Betawi ini.
ADVERTISEMENT
Jokowi juga menyampaikan permohonan maafnya kepada bangsa Indonesia.
"Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi, kami mohon maaf," tambah dia.
Ia juga melihat, apa yang ia kerjakan belum mencapai hasil akhir. Ia juga merasa tak mampu menjawab semua harapan masyarakat Indonesia.
"Saya tahu bahwa hasil yang kita capai pada saat ini belum sepenuhnya tuntas mencapai hasil akhir, belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan keinginan Bapak Ibu semua," pungkas Jokowi.