Sesar Aktif di Sumatera Bergeliat, Ada 4 Kali Rentetan Gempa

8 Desember 2020 19:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rentetan 4 gempa besar sesar aktif di Sumatera fenomena wajar. Foto: Dok. BMKG
zoom-in-whitePerbesar
Rentetan 4 gempa besar sesar aktif di Sumatera fenomena wajar. Foto: Dok. BMKG
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memonitor terjadi rentetan gempa di sesar aktif Sumatera. Sejak 1 hingga 8 Desember ada 4 kali gempa.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Selasa (8/12), tercatat telah terjadi gempa signifikan yang dipicu aktivitas sesar aktif sebanyak 4 kali.
"Meskipun gempa yang terjadi lokasinya tersebar di berbagai wilayah seperti di Lampung, Langsa, Deli Serdang, dan Bukittinggi, tetapi aktivitas gempa akibat sesar aktif tetap harus diwaspadai," beber dia.
Daryono menjelaskan, hal ini disebabkan karena karakteristik gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) memiliki hiposenter dangkal, lebih banyak terjadi di darat dan sumbernya dekat permukiman penduduk.
"Dalam banyak kasus gempa akibat sesar aktif dengan kekuatan kurang dari 5,0 dapat menimbulkan kerusakan," tutur dia.
Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG. Foto: Jafrianto/kumparan
Daryono mengungkapkan beberapa aktivitas gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif di Pulau Sumatra akhir-akhir ini:
ADVERTISEMENT
1. Gempa Pasawaran, Lampung 2 Desember 2020 berkekuatan 4,6 dirasakan di Pringsewu, Pesawaran, Natar, dan Bandar Lampung dipicu Sesar Semangko Timur. Sesar ini aktif, memiliki magnitudo tertarget 6,5 dan pernah memicu gempa merusak tahun 1908 dan 1994.
2. Gempa Langsa, Aceh 3 Desember 2020 berkekuatan 4,9 dirasakan di Langsa, Ramiah, Kemuning, Tualancut. Gempa ini dipicu Sesar Anjak Langsa yang pernah memicu gempa 5,1 pada 27 September 2018.
3. Gempa Bandar Baru, Sibolangit, Deli Serdang 7 Desember 2020 berkekuatan 2,8 dirasakan di Bandar Baru diduga dipicu sesar aktif di sekitar Gunung Sibayak. Episenter gempa ini dekat sumber gempa berkekuatan 5,6 pada 16 Januari 2017 yang menimbulkan kerusakan rumah.
4. Gempa Bukittinggi, Sumatra Barat 7 Desember 2020 berkekuatan 4,8 dirasakan di Pasaman, Payakumbuh, Bukittinggi, dan Padang Panjang. Gempa ini dipicu Sesar Sianok yang merupakan bagian dari segmen Sesar Besar Sumatra yang memiliki magnitudo tertarget 7,4 dan pernah memicu gempa merusak pada tahun 1922 dan 1926.
ADVERTISEMENT
"Beberapa warga menanyakan kepada BMKG terkait rentetan gempa sesar ini. Tentu saja aktivitas gempa di zona sesar di Sumatra akhir-akhir ini merupakan fenomena yang wajar," ujar dia.
Petugas mengukur panjang amplitudo letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) dari data rekam seismograf di Pos Pengamatan GAK Pasauran, Serang, Banten, Kamis (27/12/2018). Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Hal ini, lanjut dia, mengingat bahwa Pulau Sumatra memang banyak terdapat sebaran sesar aktif, baik yang sudah terpetakan maupun yang belum terpetakan.
Daryono mengingatkan, sebagai langkah kesiapsiagaan, masyarakat diimbau agar tidak abai dengan keberadaan jalur sesar aktif di daerah masing-masing. Jalur sesar ini dapat dilihat di peta tektonik sesar aktif.
"Jika ternyata tempat tinggal kita relatif dekat sumber gempa maka sebagai upaya mitigasi kita wajib membangun rumah yang memenuhi standar tahan gempa," pesannya.
Kemudian, tambah Daryono, jika belum memungkinkan maka ada alternatif lain dengan membangun rumah dari bahan ringan dari kayu dan bambu yang didesain menarik.
ADVERTISEMENT
Jangan asal-asalan dalam membangun rumah tembok, apalagi tanpa besi tulangan karena bangunan akan mudah roboh saat terjadi gempa kuat.
"Masyarakat harus memahami bahwa gempa bumi tidak membunuh dan melukai tetapi bangunan dengan struktur lemah dan tidak memenuhi standar yang kemudian roboh saat gempa dan menimpa penghuninya adalah penyebab jatuhnya korban jiwa," tutup dia.