Setahun Tragedi Lion Air JT-610: Keluarga Ingin Lion-Boeing Evaluasi

29 Oktober 2019 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 Dewi Manik menunjukkan foto mendiang suaminya Rudi Lumbantoruan saat memasuki KRI Semarang 594 yang berencana menuju Perairan Karawang titik lokasi jatuhnya pesawat, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 Dewi Manik menunjukkan foto mendiang suaminya Rudi Lumbantoruan saat memasuki KRI Semarang 594 yang berencana menuju Perairan Karawang titik lokasi jatuhnya pesawat, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Hari ini merupakan satu tahun tragedi jatuhnya Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Pesawat Boeing 737 Max rute Jakarta-Pangkal Pinang itu jatuh setelah 13 menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada 29 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Memperingati hal itu, Lion menggelar tabur bunga dan doa bersama dengan pihak keluarga korban. Kegiatan itu digelar dari atas KRI-Semarang milik TNI AL.
Keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 saat memasuki KRI Semarang 594 yang berencana menuju Perairan Karawang titik lokasi jatuhnya pesawat, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Salah satu keluarga korban, Ahmad Kholil, menuturkan kegiatan itu merupakan cara bagi mereka untuk mengirim doa kepada para korban. Kholil sendiri merupakan kakak sepupu dari pramugari training, Putty Fatikah Rani.
"Karena kita secara tidak langsung yaitu kirim doa secara langsung dan mengenang korban semoga amal ibadahnya dan rasa yang kita derita sedikit untuk dikurangi," kata Kholil di JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/10).
Kholil, salah satu keluarga korban Lion Air JT-610 usai melakukan tabur bunga, di JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/10). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Dalam kesempatan itu, ia juga mengenang penerbangan adik sepupunya itu sebagai penerbangan terakhir dalam masa training. Padahal setelah penerbangan itu, Putty akan mendapatkan sertifikat sebagai pramugari.
ADVERTISEMENT
"Jadi dari penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang itu, dan balik lagi, sudah jadi sertifikat itu," kata Kholil.
Satu kantung jenazah tiba di RS Polri Kramat Jati, Rabu (7/11/2018). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Terkait peristiwa yang menimpa Putty, Kholil meminga agar semua pihak bisa introspeksi, baik dari Lion maupun Boeing. Apalagi Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) sudah mengeluarkan hasil investigasinya.
"Pastinya banyak karena harus berinstrospeksi diri. Yang penting introspeksi. Semoga tidak terulang kembali," kata Kholil.
Senada dengan Kholil, Sony, keluarga dari korban bernama Syahrudin meminta semua pihak harus berkomitmen untuk menjalani rekomendasi KNKT.
Keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 saat memasuki KRI Semarang 594 yang berencana menuju Perairan Karawang titik lokasi jatuhnya pesawat, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ia meminta pihak yang terlibat untuk mengutamakan keselamatan penumpang dalam setiap penerbangan.
"Ini semua harus punya komitmen enggak cuma dari Lion tapi juga pihak produksi Boeing. Baik Boeing, Lion semua juga harus memastikan kondisi keselamatan penerbangan karena mulai dari pesawat, manufakturnya kemudian untuk pengelolaan dan perawatan itu juga berpengaruh," kata Sony.
Keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 saat memasuki KRI Semarang 594 yang berencana menuju Perairan Karawang titik lokasi jatuhnya pesawat, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Lion Air JT-610 mengangkut 178 penumpang dewasa, dua bayi, dan satu anak-anak. Serta dua pilot dan lima pramugari.
ADVERTISEMENT
Hasil investigasi KNKT menunjukkan ada kerusakan pada bagian Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pesawat nahas itu. Sayangnya, Boeing tidak cukup memberikan informasi lengkap tentang bagaimana sistem ini bekerja.
Kurangnya informasi ini juga berdampak pada reaksi pilot saat mengalami kerusakan pada MCAS pesawat. Padahal, langkah pertama dalam menghadapi kerusakan sangat penting.
Lion Air Jatuh Foto: Basith Subastian/kumparan