Setelah di Swedia, Perobekan dan Pembakaran Al-Quran Terjadi di Belanda

25 Januari 2023 8:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Al-quran. Foto: FOTOKITA/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Al-quran. Foto: FOTOKITA/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setelah di Swedia, aksi perobekan dan pembakaran salinan kitab Al-Quran terjadi di Belanda. Pelakunya adalah politikus sayap kanan sekaligus pemimpin Pegida, Edwin Wegensveld. Pegida merupakan kelompok Islamofobia yang tumbuh di beberapa negara Eropa.
ADVERTISEMENT
Akibat ulah Wegensveld, pemerintah Turki memanggil Duta Besar Belanda sebagai bentuk protes.
Gambar-gambar di media sosial pada Selasa (24/1) menunjukkan Wegensveld menginjak-injak halaman kitab Al-Quran yang ia robek-robek. Ia juga membakar robekan Al-Quran di dalam sebuah panci.
“Pemerintah Turki melalui Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya mengutuk sekeras mungkin serangan keji dari orang anti-Islam di Den Haag yang menargetkan Al-Quran,” ungkap Kementerian Luar Negeri Turki, dikutip dari AFP, Rabu (25/1).
Protes juga dilancarkan oleh Kemlu Arab Saudi. "Arab Saudi mengutuk keras dan mengecam perobekan salinan kitab suci Al-Quran di Den Haag," tegasnya dikutip dari Saudi Gazette.
Arab Saudi menyatakan bahwa perbuatan ekstremis tersebut merupakan langkah provokatif yang melukai perasaan jutaan kaum muslimin di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT

Presiden Turki dan NATO

Anggota organisasi pro-Turki Persatuan Demokrat Turki Eropa (UETD) berdemonstrasi mendukung Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan di luar kedutaan Turki di Stockholm, Swedia, Sabtu (21/1/2023). Foto: Christine Olsson via REUTERS
Sebelum peristiwa di Belanda terjadi, politikus sayap kanan Rasmus Paludan membakar kitab Al-Quran dekat di Kedutaan Turki di Stockholm, Swedia, pada Sabtu (21/1). Paludan memprotes Presiden Turki Tayyip Erdogan yang dinilai mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.
Paludan melakukan aksinya tersebut setelah mendapat izin dari kepolisian setempat. Untuk pertama kalinya, PM Swedia mengecam perbuatan provokatif Paludan— yang bukan pertama kali dilakukan.
Buntut dari pembakaran kitab suci Al-Quran itu, Erdogan mengatakan bahwa Swedia tidak dapat lagi mengharapkan dukungan untuk tawaran keanggotaan NATO.
Kecaman terhadap pembakar Al-Quran yang dilakukan oleh Paludan juga datang dari negara-negara berpenduduk mayoritas muslim lainnya, termasuk Turki, Arab Saudi, Yordania, Kuwait, dan Uni Emirat Arab serta Indonesia. Indonesia juga akan memanggil Dubes Swedia di Jakarta.
ADVERTISEMENT