Singapura Gelar Pemilu, Partai PM Lawrance Wong Diprediksi Menang

3 Mei 2025 14:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga berada di bilik suara untuk mencoblos saat Pemilu Singapura di Singapura, Sabtu (3/5/2025). Foto: Roslan Rahman/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga berada di bilik suara untuk mencoblos saat Pemilu Singapura di Singapura, Sabtu (3/5/2025). Foto: Roslan Rahman/AFP
ADVERTISEMENT
Rakyat Singapura memberikan suara pada pemilu yang digelar pada Sabtu (3/5). Pemilu 2025 merupakan ujian bagi Perdana Menteri Lawrance Wong dan PAP (People's Action Party) apakah bisa mempertahankan kemenangan mutlak atau tidak.
ADVERTISEMENT
Sejak Singapura merdeka pada 1965, PAP selalu menang mutlak hingga memperoleh suara di atas 90 persen. Tapi, di pemilu 2020 terakhir PAP hanya berhasil menang sekitar 60 persen dan oposisi memperoleh 10 kursi parlemen.
Hasil pemilu 2020 lalu tak pernah terjadi dalam sejarah Singapura sebelumnya. Pemilu 2020 disebut sebagai performa terburuk PAP selama ikut serta dalam pemilu.
Seorang warga melakukan registrasi untuk mencoblos saat Pemilu Singapura di Singapura, Sabtu (3/5/2025). Foto: Roslan Rahman/AFP
Pada pemilu 2025 Wong dan PAP berharap bisa menang mutlak. Wong baru memerintah di Singapura pada 2024 lalu menggantikan PM Lee Hsien Loong.
Ia memberikan suaranya pada tengah hari tadi di sekitar kawasan Botanic Gardens. Baik sebelum mau pun sesudah memberikan suara Wong memutuskan tidak berkomentar.
Pada pemilu kali ini sebanyak 1.240 TPS didirikan. Hasil pemilu Singapura akan diumumkan pada Minggu (4/5) besok.
ADVERTISEMENT
Menurut berbagai analisa, demi memenangkan suara mutlak Wong dan PAP wajib memberikan solusi bagi persoalan seperti tingginya biaya hidup, sulitnya kepemilikan rumah sampai tarif dagang dari Presiden AS Donald Trump.
Terkait pemilu 2025, sejumlah pengamat politik memastikan PAP tak akan kalah. Tapi, pemilu kali ini harus digunakan PAP untuk menekan suara oposisi agar pada pemilu selanjutnya tidak makin berkembang dan berujung membahayakan kekuasaan mereka.
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong. Foto: Nhac Nguyen/AFP
"Dukungan elektoral keseluruhannya diprediksi akan berangsur-angsur turun dari pemilihan umum ke pemilihan umum berikutnya," kata ilmuwan politik Universitas Nasional Singapura, Lam Peng Er terkait nasib PAP, seperti dikutip dari Reuters.
"Apakah warga Singapura akan terkejut jika dukungan elektoral PAP turun menjadi 57% atau 58%? Tidak akan ada yang terkejut. Saya rasa tidak akan mengejutkan PAP sama sekali,” sambung dia.
ADVERTISEMENT