Sirkulasi Udara Buruk, Tingkatkan Risiko Penularan Virus Corona

11 Juli 2020 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan menggunakan pelindung wajah dan masker saat melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan menggunakan pelindung wajah dan masker saat melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengakui bukti virus corona dapat disebarkan oleh partikel-partikel kecil yang melayang di udara.
ADVERTISEMENT
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengungkapkan risiko penularan corona akan semakin besar jika suatu ruangan memiliki ventilasi yang buruk. Sehingga, droplet yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan virus corona dapat terbang di udara selama berjam-jam.
"Kalau droplet bisa langsung jatuh ke lantai, dan ini yang dikhawatirkan akan meningkatkan risiko penularan. Dan itu dimungkinkan kalau di dalam ruangan yang sirkulasinya atau ventilasinya buruk, ini yang menjadi problem," jelas Pandu dalam diskusi virtual di Jakarta, Sabtu (11/7).
Sejumlah karyawan menggunakan masker saat bekerja di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Pandu mencontohkan beragam aktivitas di dalam ruangan yang memungkinkan jadi tempat penyebaran virus corona. Misalnya, tempat kebugaran atau gym.
Ia mengungkapkan tempat gym yang memiliki ventilasi buruk berpotensi menyebarkan virus ke orang-orang lain yang berada di satu ruangan sama.
ADVERTISEMENT
"Tetapi karena ventilasinya tidak sebaik yang seharusnya diharapkan ya udaranya masih berputar di sekitar disitu-situ saja. Kalau di antara peserta ada yang membawa virus ya kemungkinan besar peserta kebugaran yang lain akan terinfeksi," cerita Pandu.
Karyawan menggunakan pelindung wajah saat melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Tak hanya berlaku bagi tempat-tempat umum, namun anjuran memiliki ventilasi udara yang baik juga diterapkan di rumah-rumah. Apalagi, yang di ruangan tersebut terpasang pendingin ruangan (AC), yang membuat virus bisa berlama-lama bertahan di udara.
"Itu kan sebenarnya prinsip-prinsip untuk sirkulasinya harus keluar gitu udaranya di dalam ruangan, jangan berputar di situ saja. Ini yang bisa meningkatkan risiko, apalagi petugas laboratorium yang sehari-hari berurusan dengan virus. Ini yang saya kita harus meningkatkan kewaspadaan dan memperbaiki semua baik sistem ventilasi di dalam ruangan tertutup," ungkap Pandu.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Pandu mengajak masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan, terutama tetap memakai masker jika berada di dalam ruangan.
"Ini itu sebenarnya mengesahkan atau memperkuat tekad kita harus selalu menggunakan masker, baik di luar gedung maupun di dalam gedung. Dan jangan masuk ke dalam gedung yang ventilasinya buruk karena itu berisiko," tandasnya.
WHO sebelumnya mengungkapkan virus corona menyebar di udara berdasarkan hasil temuan dari 239 ilmuwan dari 32 negara. Dengan adanya temuan ini, maka harus dibuat pengaturan ulang terkait protokol kesehatan di lokasi padat, ruang tertutup, dan berventilasi buruk.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
=====
Saksikan video menarik di bawah ini.
ADVERTISEMENT