Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Siswa Positif Corona Hadir di Kelas, 5 Temannya dan 1 Guru SMK di Bantul Positif
27 Oktober 2021 12:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kasus penularan corona terjadi di SMK Negeri 1 Sedayu, Kabupaten Bantul. Total ada 6 siswa dan 1 guru di sekolah tersebut yang terpapar corona. Kasus ini diduga bermula dari seorang siswa yang tidak patuh saat menjadi kontak erat dan justru masuk sekolah.
ADVERTISEMENT
Camat Sedayu Lukas Sumanasa menjelaskan bahwa satu siswa ini masuk kontak erat dari kasus corona di SD Negeri Sukoharjo dengan 8 siswa dan 1 guru positif corona di sana.
Siswa SMK ini diketahui merupakan saudara dari salah satu siswa SD Negeri Sukoharjo yang positif corona.
"Jadi dari (kasus) di SD Sukoharjo itu kan ditracing, kemudian ditesting 30 orang. Ada 3 orang yang terkonfirmasi salah satunya siswa SMK ini," kata Lukas saat dihubungi, Rabu (27/10).
Dia menjelaskan pada hari Kamis (21/10) lalu, siswa SMK tersebut sudah diberi tahu bahwa dirinya pada keesokan harinya harus langsung ke puskesmas untuk swab PCR. Namun siswa ini malah masuk ke sekolah.
"Ternyata sebelum diswab itu (siswa SMK) masuk sekolah. Kemudian kita jemput untuk swab PCR, itu hari Jumat kemarin dan Sabtu siang hasilnya keluar positif," katanya.
ADVERTISEMENT
Karena ada satu siswa yang positif corona, maka siswa dan guru lainnya kemudian ditracing. Mereka menjalani swab PCR pada hari Senin lalu dan pada Selasa (26/10) hasil keluar dengan rincian 5 siswa dan 1 guru positif corona.
"Total jadi 6 siswa dan 1 guru, totalnya. Kalau nggak keliru kelas 10 ya (siswa SMK awal tersebut). Saya nggak tahu pastinya," katanya.
Kini keenam siswa dan satu guru itu tengah menjalani isolasi mandiri karena hanya OTG. Tracing pun terus berlanjut dengan 29 orang yang akan menjalani swab PCR.
"Tracing masih berlanjut hari ini ada 29 orang yang diswab PCR dari Dinas Kesehatan Bantul. Saya belum dapat konfirmasi (siapa saja yang ditracing) baru dapat informasi jumlah yang untuk diswab hari ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kasus ini maka sekolah ditutup sementara. Saat disinggung apakah kasus di SMK tersebut bisa disebut klaster, Lukas menampik dan berharap agar kasus di sana tidak jadi klaster.
"Ya belum hanya kasusnya berkembang. Kalau klaster kan tekan (sampai) 20 (kasus) gitu lho. Kita minimalisir (jangan jadi klaster)," ujarnya.
Dia pun meminta kasus ini jadi pembelajaran kepada masyarakat agar patuh saat masuk daftar kontak erat.
"Ya itu tadi kita pingin mereka ya mbok disiplin kita bisa memutus rantai. Tapi ya gimana lagi saya tidak mungkin memantau mereka 24 jam," jelasnya.