Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kondisi psikologi siswi korban kekerasan di SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo , Jateng, masih belum stabil. Tante korban, Nuryani (53), mengatakan, keponakannya kerap teringat insiden kekerasan tersebut. Bahkan, ia meminta tinggal sementara dengan pamannya.
ADVERTISEMENT
“Tadi malam (Kamis, 13/2), minta diantar ke rumah pakdhenya (paman) karena takut, jaraknya 6 kilometer,” ucap Nuryani kepada kumparan, Jumat (14/2).
Menurut sepengetahuan Nuryani, korban bisa lupa atau tertawa lepas ketika banyak teman ngobrolnya. Tetapi, jika hanya ada dua atau tiga orang yang menemani, korban kembali ingat kekerasan yang menimpanya.
“Kondisinya sekarang masih ada traumanya, kadang ingat. Apalagi kalau di rumah, cuma ada ibunya,” tambah Nuryani.
Selain psikologisnya yang belum stabil, Nuryani mengatakan ada sejumlah memar yang masih terlihat di badan korban. Seperti di kaki, tangan, leher, dan punggung.
“Waktu visum, dia tidak mau nunjukkin. Kasihan temannya (pelaku) kalau dihukum. (Kata korban) biar aku saja yang keluar sekolah ,” ucap tante korban
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kata Nuryani, keluarga pelaku belum ada yang mengunjungi keponakannya untuk meminta maaf. Terakhir kali bertemu, lanjut Nuryani, saat pemeriksaan di Polsek.
“Belum ada komunikasi, belum ada yang datang dari keluarganya (pelaku), bahkan perwakilan desa juga belum,” tegas Nuryani.
Terkait kondisi disabilitas korban, Nuryani menjelaskan, keponakannya hanya lamban dalam menerima pelajaran. Korban bisa mengikuti pelajaran seperti olahraga dan lainnya. Bahkan, korban juga pandai mengaji, tambah Nuryani.
“Kalau 100 persen disabilitas enggak. Kemarin saja nilai kecerdasannya (tes IQ) itu kalau tidak 107, ya 108, hanya daya tangkap saja,” imbuh Nuryani.
Kepada Nuryani, korban kerap curhat badannya kerap sakit ketika pulang sekolah . Hampir tiap hari saku bajunyak sobek. Kalau pulang sekolah, hanya membawa mukena. Buku-bukunya selalu baru. Hal itu diduga karena korban kerap dipalak oleh temannya.
ADVERTISEMENT
Video kekerasan siswi SMP di Purworejo beredar di media sosial. Aksi pemukulan tersebut diketahui terjadi pada Rabu (12/2) pagi. Tiga siswa pelaku pemukulan resmi ditetapkan sebagai tersangka. Ketiga pelaku terancam hukuman penjara 3,5 tahun, meski di bawah umur.