SKI 2023: Warga Jawa Barat Paling Banyak Depresi, Terendah di Bali

30 Mei 2024 10:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi depresi. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi depresi. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Kesehatan merilis Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. SKI 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). Terakhir kali Kemenkes merilis Riskesdas pada 2018 dan SSGI pada 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
SKI 2023 bertujuan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia. Selain itu, SKI 2023 juga dilakukan untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024).
Ilustrasi depresi. Foto: amenic181/Shutterstock
Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat nasional sampai dengan tingkat kabupaten/kota.
Adapun besar sampelnya mencapai 34.500 blok sensus. Itu terdiri dari 345.000 rumah tangga biasa untuk pelaksanaan Riskesdas dan 345.000 rumah tangga balita untuk pelaksanaan SSGI. Dari 34.500 Blok Sensus SKI terdapat 2.500 blok sensus untuk sampel pemeriksaan biomedis dan gigi mulut.
Nah, salah satu hal yang diukur dalam SKI 2023 adalah depresi hingga persoalan kesehatan mental warga Indonesia.
Berikut ini adalah elaborasinya.
ADVERTISEMENT

Angka Depresi di Indonesia

Prevalensi depresi di Indonesia mencapai 1,4 persen. WHO mendefinsikan depresi sebagai gangguan mental yang ditandai dengan munculnya gejala penurunan mood, kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan, kehilangan energi, dan penurunan konsentrasi
Penilaian depresi dalam SKI 2023 menggunakan metode Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI) yang terdiri dari 10 pertanyaan. Pertanyaan ditanyakan kepada individu untuk kondisi kesehatan mentalnya dalam 2 minggu terakhir.
Nah, responden dikategorikan mengalami depresi apabila menjawab “Ya” minimal 2 dari 3 pertanyaan utama (pertanyaan 1-3) dan jawaban “Ya” minimal 2 dari 7 pertanyaan tambahan (pertanyaan 4-10).
Provinsi Jawa Barat menjadi daerah yang warganya paling banyak mengidap depresi, yaitu 3,3 persen. Disusul dengan Kalimantan Timur yang mencapai 2,2 persen. Adapun angka prevalensi depresi di Jakarta di angka 1,5 persen.
ADVERTISEMENT
Adapun provinsi dengan prevalensi depresi paling rendah adalah Bali. Tingkat depresi warga Pulau Dewata tersebut 'cuma' 0,2 persen.

Masalah Kesehatan Jiwa

Selain soal depresi, SKI 2023 juga menjabarkan temuan kesehatan jiwa yang disebut sebagai gangguan mental emosional. Masalah kesehatan jiwa mencakup gejala dan masalah yang terjadi pada penderita gangguan neurotik berdasarkan jawaban dari metode penilaian Self Reporting Questionnaire (SRQ).
SRQ adalah pengukuran kesehatan jiwa seseorang yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) dan terdiri dari 20 butir pertanyaan.
Nilai batas yang ditetapkan pada penilaian ini adalah 6 kali jawaban "ya". Apabila responden menjawab lebih sama dengan 6 jawaban “ya”, maka responden tersebut diindikasikan mengalami masalah kesehatan jiwa.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, jumlah masyarakat Indonesia yang memiliki masalah kesehatan jiwa mencapai 2,2 persen dari total responden.
Seperti halnya tingkat depresi, Jawa Barat menjadi provinsi yang paling banyak mengidap masalah kesehatan jiwa. Angkanya mencapai 4,4 persen.
Sementara itu, Bali menjadi provinsi terendah yang memiliki responden dengan masalah kesehatan jiwa. Jumlahnya 0,4 persen dari total responden berusia lebih sama dengan 15 tahun.

Bisa Picu Bunuh Diri

Masalah kesehatan jiwa bisa menyebabkan seseorang berpikir mengakhiri hidup. Orang dengan depresi memiliki potensi 5 kali untuk berpikir bunuh diri ketimbang orang biasa.
Dalam SKI 2023, potensi orang pengidap depresi 36 kali lebih besar berpikir mengakhiri hidup dibandingkan dengan orang tanpa depresi.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia orang yang memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup mencapai 0,25 persen. Provinsi Papua Tengah menjadi yang tertinggi, yaitu 1,64 persen.