Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
SMRC: Anies Jadi Kekuatan Alternatif karena Mampu Rangkul Partai Islam
14 April 2022 17:43 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
DPW PPP DKI akan mengadakan rapat pimpinan wilayah (Rapimwil), salah satu agendanya membahas rekomendasi Gubernur DKI Anies Baswedan menjadi capres 2024.
ADVERTISEMENT
Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, mengatakan Anies sangat mungkin menjadi kekuatan alternatif dalam Pilpres 2024. Anies dinilai bisa menjadi kekuatan alternatif karena mampu merangkul partai, khususnya partai Islam.
"Anies ini sangat mungkin ini bisa menjadi kekuatan alternatif. Bisa mengumpulkan partai-partai, yang pertama tentu karena dia basisnya partai Islam bisa diharapkan partai Islam . Katakanlah yang paling mungkin PKS karena punya kedekatan khusus dengan Anies," kata Saidiman, Kamis (14/4).
Selain itu, kata dia, Anies juga dapat dianggap sebagai tokoh potensial yang berasal dari oposisi pemerintahan. Ia menyebut ketokohan Anies menggantikan Prabowo Subianto yang kini telah masuk dalam pemerintahan.
"Kedua, ya, oposisi. Dari tokoh populer saat ini yang kelihatannya gerak geriknya itu lebih beroposisi itu Demokrat. Sebelumnya Pak Prabowo Subianto dan masyarakat ada sekelompok orang yang memang tidak suka dengan pemerintah dan saya kira itu perlu diwadahi," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Dan sebelumnya berada di kubu Pak Prabowo dan ketika Pak Prabowo masuk kabinet, saya kira mereka perlu tokoh lain. Dan alternatif yang paling mungkin adalah Anies," lanjut Saidiman.
Terkait duet Anies dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menang dalam simulasi Pilpres 2024 SMRC, ia mengatakan hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi yang menurun.
"Iya, dalam 3 bulan terakhir ada penurunan tingkat kepuasan publik kepada pemerintah tetap angkanya masih di atas 60% sebenarnya. Simulasi 3 pasangan muncul ada pertimbangan ideologis, popularitas, kekuatan partai, macam-macam, dan kita temukan kalau berdasarkan pertimbangan itu komposisinya seperti itu," tutup dia.